Showing posts with label ARTIKEL ISLAMI. Show all posts
Showing posts with label ARTIKEL ISLAMI. Show all posts

Thursday, March 5, 2015

Buya Hamka: Mereka Memusuhi Wahabi Demi Penguasa Pro Penjajah



Islam Universal - Belakangan ketika isu terorisme kian dihujamkan di jantung pergerakan Ummat Islam agar iklim pergerakan dakwah terkapar lemah tak berdaya. Nama Wahabi menjadi salah satu faham yang disorot dan kian menjadi bulan-bulanan aksi “tunjuk hidung,” bahkan hal itu dilakukan oleh kalangan ustadz dan kiyai yang berasal dari tubuh Ummat Islam itu sendiri.

Beberapa buku propaganda pun diterbitkan untuk menghantam pergerakan yang dituding Wahabi, di antaranya buku hitam berjudul “Sejarah Berdarah Sekte Salafi-Wahabi: Mereka Membunuh Semuanya Termasuk Para Ulama.” Bertubi-tubi, berbagai tudingan dialamatkan oleh alumnus dari Universitas di Bawah Naungan Kerajaan Ibnu Saud yang berhaluan Wahabi, yaitu Prof. Dr. Said Siradj, MA. Tak mau kalah, para kiyai dari pelosok pun ikut-ikutan menghujat siapapun yang dituding Wahabi. Kasus terakhir adalah statement dari kiyai Muhammad Bukhori Maulana dalam tabligh akbar FOSWAN di Bekasi baru-baru ini turut pula menyerang Wahabi dengan tudingan miring. Benarkah tudingan tersebut?

Menarik memang menyaksikan fenomena tersebut. Gelagat pembunuhan karakter terhadap dakwah atau personal pengikut Wahabi ini bukan hal baru, melainkan telah lama terjadi. Hal ini bahkan telah diurai dengan lengkap oleh ulama pejuang dan mantan ketua MUI yang paling karismatik, yaitu Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau yang biasa disapa Buya HAMKA. Siapa tak mengenal Buya HAMKA? Kegigihan, keteguhan dan independensinya sebagai seorang ulama tidak perlu diragukan lagi tentunya.

Dalam buku “Dari Perbendaharaan Lama,” Buya HAMKA dengan gamblang beliau merinci berbagai fitnah terhadap Wahabi di Indonesia sejatinya telah berlangsung berkali-kali. Sejak Masa Penjajahan hingga beberapa kali Pemilihan Umum yang diselenggarakan pada era Orde Lama, Wahabi seringkali menjadi objek perjuangan yang ditikam fitnah dan diupayakan penghapusan atas eksistensinya. Mari kita cermati apa yang pernah diungkap Buya Hamka dalam buku tersebut:

“Seketika terjadi Pemilihan Umum , orang telah menyebut-nyebut kembali yang baru lalu, untuk alat kampanye, nama “Wahabi.” Ada yang mengatakan bahwa Masyumi itu adalah Wahabi, sebab itu jangan pilih orang Masyumi. Pihak komunis pernah turut-turut pula menyebut-nyebut Wahabi dan mengatakan bahwa Wahabi itu dahulu telah datang ke Sumatera. Dan orang-orang Sumatera yang memperjuangkan Islam di tanah Jawa ini adalah dari keturunan kaum Wahabi.

Memang sejak abad kedelapan belas, sejak gerakan Wahabi timbul di pusat  tanah Arab, nama Wahabi itu telah menggegerkan dunia. Kerajaan Turki yang sedang berkuasa, takut kepada Wahabi. Karena Wahabi adalah, permulaan kebangkitan bangsa Arab, sesudah jatuh pamornya, karena serangan bangsa Mongol dan Tartar ke Baghdad. Dan Wahabi pun ditakuti oleh bangsa-bangsa penjajah, karena apabila dia masuk ke suatu negeri, dia akan mengembangkan mata penduduknya menentang penjajahan. Sebab faham Wahabi ialah meneguhkan kembali ajaran Tauhid yang murni, menghapuskan segala sesuatu yang akan membawa kepada syirik. Sebab itu timbullah perasaan tidak ada tempat takut melainkan Allah. Wahabi adalah menentang keras kepada Jumud, yaitu memahamkan agama dengan membeku. Orang harus kembali kepada Al-Qur’an dan Al-Hadits.

Ajaran ini telah timbul bersamaan dengan timbulnya kebangkitan revolusi Prancis di Eropa. Dan pada masa itu juga “infiltrasi” dari gerakan ini telah masuk ke tanah Jawa. Pada tahun 1788 di zaman pemerintahan Paku Buwono IV, yang lebih terkenal dengan gelaran “Sunan Bagus,” beberapa orang penganut faham Wahabi telah datang ke tanah Jawa dan menyiarkan ajarannya di negeri ini. Bukan saja mereka itu masuk ke Solo dan Yogya, tetapi mereka pun meneruskan juga penyiaran fahamnya di Cirebon, Bantam dan Madura. Mereka mendapat sambutan baik, sebab terang anti penjajahan.

Sunan Bagus sendiri pun tertarik dengan ajaran kaum Wahabi. Pemerintah Belanda mendesak agar orang-orang Wahabi itu diserahkan kepadanya.Pemerintah Belanda cukup tahu, apakah akibatnya bagi penjajahannya, jika faham Wahabi ini dikenal oleh rakyat.

Padahal ketika itu perjuangan memperkokoh penjajahan belum lagi selesai. Mulanya Sunan tidak mau menyerahkan mereka. Tetapi mengingat akibat-akibatnya bagi Kerajaan-kerajaan Jawa, maka ahli-ahli kerajaan memberi advis kepada Sunan, supaya orang-orang Wahabi itu diserahkan saja kepada Belanda. Lantaran desakan itu, maka mereka pun ditangkapi dan diserahkan kepada Belanda. Oleh Belanda orang-orang itu pun diusir kembali ke tanah Arab.

Tetapi di tahun 1801, artinya 12 tahun di belakang, kaum Wahabi datang lagi. Sekarang bukan lagi orang Arab, melainkan anak Indonesia sendiri, yaitu anak Minangkabau. Haji Miskin Pandai Sikat (Agam) Haji Abdurrahman Piabang (Lubuk Limapuluh Koto), dan Haji Mohammad Haris Tuanku Lintau (Luhak Tanah Datar).

Mereka menyiarkan ajaran itu di Luhak Agam (Bukittinggi) dan banyak beroleh murid dan pengikut. Diantara murid mereka ialah Tuanku Nan Renceh Kamang. Tuanku Samik Empat Angkat. Akhirnya gerakan mereka itu meluas dan melebar, sehingga terbentuklah “Kaum Paderi” yang terkenal. Di antara mereka ialah Tuanku Imam Bonjol. Maka terjadilah “Perang Paderi” yang terkenal itu. Tiga puluh tujuh tahun lamanya mereka melawan penjajahan Belanda.

Bilamana di dalam abad ke delapan belas dan Sembilan belas gerakan Wahabi dapat dipatahkan, pertama orang-orang Wahabi dapat diusir dari Jawa, kedua dapat dikalahkan dengan kekuatan senjata, namun di awal abad kedua puluh mereka muncul lagi!

Di Minangkabau timbullah gerakan yang dinamai “Kaum Muda.” Di Jawa datanglah K.H. A. Dahlan dan Syekh Ahmad Soorkati. K.H.A. Dahlan mendirikan “Muhammadiyah.” Syekh Ahmad Soorkati dapat membangun semangat baru dalam kalangan orang-orang Arab. Ketika dia mulai datang, orang Arab belum pecah menjadi dua, yaitu Arrabithah Alawiyah dan Al-Irsyad. Bahkan yang mendatangkan Syekh itu ke mari adalah dari kalangan yang kemudiannya membentuk Ar-Rabithah Adawiyah.

Musuhnya dalam kalangan Islam sendiri, pertama ialah Kerajaan Turki. Kedua Kerajaan Syarif di Mekkah, ketiga Kerajaan Mesir. Ulama-ulama pengambil muka mengarang buku-buku buat “mengafirkan” Wahabi. Bahkan ada di kalangan Ulama itu yang sampai hati mengarang buku mengatakan bahwa Muhammad bin Abdul Wahab pendiri faham ini adalah keturunan Musailamah Al Kazhab!

Pembangunan Wahabi pada umumnya adalah bermazhab Hambali, tetapi faham itu juga dianut oleh pengikut Mazhab Syafi’i, sebagai kaum Wahabi Minangkabau. Dan juga penganut Mazhab Hanafi, sebagai kaum Wahabi di India.

Sekarang “Wahabi” dijadikan alat kembali oleh beberapa golongan tertentu untuk menekan semangat kesadaran Islam yang bukan surut ke belakang di Indonesia ini, melainkan kian maju dan tersiar. Kebanyakan orang Islam yang tidak tahu di waktu ini, yang dibenci bukan lagi pelajaran wahabi, melainkan nama Wahabi.

Ir. Dr. Sukarno dalam “Surat-Surat dari Endeh”nya kelihatan bahwa fahamnya dalam agama Islam adalah banyak mengandung anasir Wahabi.

Kaum komunis Indonesia telah mencoba menimbulkan sentiment Ummat Islam dengan membangkit-bangkit nama Wahabi. Padahal seketika terdengar kemenangan gilang-gemilang yang dicapai oleh Raja Wahabi Ibnu Saud, yang mengusir kekuasaan keluarga Syarif dari Mekkah. Ummat Islam mengadakan Kongres Besar di Surabaya dan mengetok kawat mengucapkan selamat atas kemenangan itu (1925). Sampai mengutus dua orang pemimpin Islam dari Jawa ke Mekkah, yaitu H.O.S. Cokroaminoto dan K.H. Mas Mansur. Dan Haji Agus Salim datang lagi ke Mekkah tahun 1927.

Karena tahun 1925 dan tahun 1926 itu belum lama, baru lima puluh tahun lebih saja, maka masih banyak orang yang dapat mengenangkan bagaimana pula hebatnya reaksi pada waktu itu, baik dari pemerintah penjajahan, walau dari Ummat Islam sendiri yang ikut benci kepada Wahabi, karena hebatnya propaganda Kerajaan Turki dan Ulama-ulama pengikut Syarif.

Sekarang pemilihan umum yang pertama sudah selesai. Mungkin menyebut-nyebut “Wahabi” dan membusuk-busukkannya ini akan disimpan dahulu untuk pemilihan umum yang akan datang. Dan mungkin juga propaganda ini masuk ke dalam hati orang, sehingga gambar-gambar “Figur Nasional,” sebagai Tuanku Imam Bonjol dan K.H.A. Dahlan diturunkan dari dinding. Dan mungkin perkumpulan-perkumpulan yang memang nyata kemasukan faham Wahabi seperti Muhammadiyah, Al-Irsyad, Persis dan lain-lain diminta supaya dibubarkan saja.

Kepada orang-orang yang membangkit-bangkit bahwa pemuka-pemuka Islam dari SUmmatera yang datang memperjuangkan Islam di Tanah Jawa ini adalah penganut atau keturunan kaum Wahabi, kepada mereka orang-orang dari SUmmatera itu mengucapkan banyak-banyak terima kasih! Sebab kepada mereka diberikan kehormatan yang begitu besar!

Sungguh pun demikian, faham Wahabi bukanlah faham yang dipaksakan oleh Muslimin, baik mereka Wahabi atau tidak. Dan masih banyak yang tidak menganut faham ini dalam kalangan Masyumi. Tetapi pokok perjuangan Islam, yaitu hanya takut semata-mata kepada Allah dan anti kepada segala macam penjajahan, termasuk Komunis, adalah anutan dari mereka bersama!”

Dari paparan tersebut, jelaslah bahwa Buya HAMKA berhasil menelisik akar terjadinya fitnah yang dialamatkan kepada Wahabi. Ini menandakan vonis “Faham Hitam” yang dituduhkan kepada Wahabi pada dasarnya adalah modus lama namun didesain dengan gaya baru yang disesuaikan dengan kepentingan dan arahan yang disetting oleh para Think Tank “Gurita Kolonialisme Abad 21.”

Maka perhatikanlah apa yang pernah diutarakan oleh Buya HAMKA dalam pembahasan Islam dan Majapahit berikut ini:

“Memang, di zaman Jahiliyah kita bermusuhan, kita berdendam, kita tidak bersatu! Islam kemudiannya adalah sebagai penanam pertama dari jiwa persatuan. Dan Kompeni Belanda kembali memakai alat perpecahannya, untuk menguatkan kekuasaannya.”

“Tahukah tuan, bahwasanya tatkala Pangeran Dipenogero, Amirul Mukminin Tanah Jawa telah dapat ditipu dan perangnya dikalahkan, maka Belanda membawa Pangeran Sentot Ali Basyah ke Minangkabau buat mengalahkan Paderi? Tahukah tuan bahwa setelah Sentot merasa dirinya tertipu, sebab yang diperanginya itu adalah kawan sefahamnya dalam Islam, dan setelah kaum Paderi dan raja-raja Minangkabau memperhatikan ikatan serbannya sama dengan ikatan serban Ulama Minangkabau, sudi menerima Sentot sebagai “Amir” Islam di Minangkabau? Teringatkah tuan, bahwa lantaran rahasia bocor dan Belanda tahu, Sentot pun diasingkan ke Bengkulu dan di sana beliau berkubur buat selama-lamanya?”

“Maka dengan memakai faham Islam, dengan sendirinya kebangsaan dan kesatuan Indonesia terjamin. Tetapi dengan mengemukakan kebangsaan saja, tanpa Islam, orang harus kembali mengeruk, mengorek tambo lama, dan itulah pangkal bala dan bencana!”

Kiranya, sepeninggal HAMKA, alangkah laiknya jika Ummat Islam masih kenal dan bisa mengimplementasikan apa yang diutarakan Buya HAMKA dalam bukunya tersebut. Dengan demikian, niscaya Ummat Islam tidak perlu sampai menjadi keledai yang terjerembab dalam lubang yang dibuat oleh musuh-musuh Islam dengan modus yang sama tetapi dalam nuansa yang berbeda. Wallahu A’lam.

sumber: islampos

Wednesday, February 11, 2015

Wahai Muslim, Buatlah Roket, Nuklir, Bom dan Jangan Hanya Buat Puisi !


Islam Universal - Barat terus melakukan aksi ekspansi jihadnya meluas di seluruh dunia tetapi di sisi lainnya mereka melarang kita (Muslim) untuk melakukan hal yang sama ?

Di sini saya berbicara fakta bahwa Barat telah menghasilkan rudal nuklir, tapi mereka mencegah kita  melakukan hal itu, mereka dibiarkan menempati tanah kami sementara mereka sangat ketat melindungi wilayahnya sendiri, dan mereka invasi pada lautan kami, dan mereka menjaga ketat wilayah lautnya dari pihak lain.

Pabrik mereka memproduksi roket, bom, rudal, fregat, peluncur roket dan kapal induk, sementara pabrik-pabrik kami hanya diperbolehkan memproduksi permen karet dan Pepsi.

Barat memperingatkan kita tentang larangan tindakan agresi kemanapun dan upaya memperoleh senjata, sementara itu mereka meluncurkan serangan kemanapun dan distribusi senjata siang dan malam ke daerah yang mereka inginkan.

Hal ini karena Barat adalah cerdas dan tahu bahwa  “Kekuatan” yang merupakan sumber dari segala sosok kehormatan dan keagungan.

Allah SWT berkata: “Dan persiapkanlah dengan segala kemampuan untuk menghadapi mereka dengan kekuatan yang kamu miliki, dan pasukan berkuda yang dapat menggentarkan musuh Allah…(QS Al Anfal ayat 60)

Dunia akan menghormati siapa pun yang kuat. Adapun diplomasi, romantisme, dan sentimentalitas politik, ini semua hanya pembicaraan dangkal untuk mengalihkan perhatian dan menipu musuh, karena perang adalah siasat dan tindakan penipuan.

Mereka menyibukkan Timur Tengah dengan seni, cerita rakyat, dan upacara budaya , dan dengan itu  mengalihkan pembuatan pabrik militer adalah lelucon terbuka.

Untuk menghasilkan satu tangki bahan bakar akan lebih baik dari seribu puisi, pembuatan roket lebih berguna daripada seratus pertunjukan budaya, dan produksi bom lebih efektif dari seratus cerita epik yang hanya mengingatkan kita tentang kemuliaan nenek moyang kita, dan hanya menjadi bahan bacaan  yang digunakan ketika kita menikmati hari tua.

Apakah dunia menghormati suatu negara karena bangsa itu miliki reputasi perdamaian , kemahiran berpuisi, kebijaksanaan, dan kerendahan hati, atau karena kekuatan dan kekuasaan?

Lihatlah Iran sangat menyadari rahasia ini, dan memang Persia adalah salah satu bangsa yang paling licik. Suatu hal yang pernah dijelaskan oleh Umar Ibn al-Khattab terkait  mereka  “Siapa yang memiliki kekuatan pikiran, maka akan memerintah”.

Saya setuju dengan apa yang ditulis oleh Abdul-Rahman al-Rashid dan Mr Dawud al-Shuriyan  di surat kabar al-Hayat, yang menyimpulkan  bahwa Iran akan memproduksi sebuah bom nuklir dan Barat pasti tidak akan menyerang.

Bujukan Arab ke Iran untuk meninggalkan program nuklir militer – dengan janji orang-orang Arab akan mengampuni Iran dan mendapatkan pahala surgawi bila  melakukannya (meninggalkan program nuklir). sebuah bujukan yang tidak bermutu, Iran tidak mengindahkan kata-kata yang mereka ditulis, karena pikiran rasional sejati dunia, para ilmuwan perang internasional dan profesor militer, semua setuju bahwa yang terkuat pada akhirnya akan menjadi  orang yang paling dihormati dan ditakuti .

Dalam hidup ini, tidak ada ruang untuk integritas. Integritas dan kesucian hanya milik langit, sementara hukum dunia dan politik didirikan di atas kebohongan dan kelicikan . Selama orang menerima untuk dikuasai oleh undang-undang manusia saat ini tanpa kehadiran undang-undang Allah, maka manuver kepentingan, perampasan, arogansi, penindasan akan terjadi.

Lihatlah lima negara nuklir utama, bagaimana mereka menyarankan orang lain untuk meninggalkan senjata nuklir dan menentang bom atom, sementara mereka sendiri  dihormati karena kepemilikan persenjataan nuklirnya.

Pesan dari lima negara terdengar di mana-mana dan spanduk mereka (Anti senjata nuklir) terangkat tinggi. Dengan kekuatan senjata , mereka memiliki hak untuk memveto keputusan dunia, agar tidak  mengganggu kekuasaan mereka. Mereka memberitakan kepada negara-negara lain dan menyarankan semua negara untuk menjadi damai, transparan dan ramah, mendesak mereka untuk tidak memproduksi senjata nuklir , karena nuklir merupakan ancaman global. Yang jelas, Kelima negara nuklir utama tidak ingin negara lain untuk memproduksi senjata nuklir sehingga mereka dapat mempertahankan hegemoni kekuatan mereka, wewenang dan tirani.

Barat mengembangkan rudal balistik antar-benua dan bom atom, namun mencegah kita di Timur Tengah dari melakukannya karena ia tahu bagaimana cara menguasai dunia dan memonopoli kekayaan, adalah butuh kekuatan dan keunggulan yang jelas . Kami di Timur Tengah hanya dibolehkan puas dengan membaca sejarah dan menikmatinya kejayaan masa lalu, sebuah pelajaran yang dinikmati  untuk siswa siswa sekolah saja.

Penyair Nizar Qabbani pernah mengatakan tentang orang-orang Arab:

Mereka telah lama menulis buku-buku sejarah dan mereka menjadi yakin. Tapi sejak kapan senjata hidup dari dalam buku?

Oh Bin al-Walid [Komandan Khalid Ibn al-Walid], apakah tidak ada pedang yang dapat engkau sewakan, atau kita semua beralih ke pedang kayu?

Saya mendorong orang-orang Arab untuk memproduksi bom nuklir dan senjata nuklir. Saat ini bangunan hanya ditempati oleh surat kabar harian kecil yang tidak ada yang membaca, dan museum “warisan budaya” hanya sekedar museum besi tua, tali usang, kapak tumpul, dan artefak lainnya. Ini semua harus berubah menjadi pabrik-pabrik untuk memproduksi tank, peluncur roket, rudal, satelit dan kapal selam, sehingga dunia datang untuk menghormati kita, mendengar suara kita, dan menghargai status kita. Dunia ini diatur oleh hukum dari siapa yang kuat.

Jangan sampai kita tertipu oleh kata-kata manis Iran menunjukkan bahwa Teheran membuat senjata nuklir hanya untuk membakar Israel , karena ini adalah murni sebuah ilusi, dan kebohongan.

Penyair Khalaf Bin Hazal mengatakan:

“Jangan percaya  dengan anaknya serigala walau induknya telah meninggal, karena mereka pasti akan datang kepada anda di pagi hari dengan taring mereka”.

-Aidh Al Qarni-

sumber: eramuslim

Thursday, January 29, 2015

Karena Orang Muslim Tidak Wajib Kaya


Islam Universal - “Cukuplah berkawan dengan orang shalih yang hidupnya pas-pasan karena itu biasa, perbanyak berkawan dengan orang shalih yang kaya raya, karena itu luar biasa.”

Kalimat diatas merupakan bagian dari keluhan seorang teman yang merasa jengah dengan para sahabatnya karena dirinya dianggap tidak memiliki visi dan misi berorientasi harta dan kekayaan.

“Saya ditertawakan pakcik, hanya karena saya tidak punya keinginan punya mobil ditahun sekian, rumah tahun sekian, dan banyak orientasi lainnya. Apakah benar seorang muslim harus kaya sampai yang sederhana atau miskin menjadi seolah biasa saja?”

Saya malah balik tertawa kecut ketika mendapatkan pertanyaan tersebut. Bukan karena pertanyaan dari shahabat tersebut tapi karena suatu saat dimasa silam lalu saya hampir-hampir pernah percaya dengan pendapat diatas. Naudzubillah.. betapa rapuh jiwa manusia bila tidak Allah siram dengan ilmu dan hidayat.Terkisah, puluhan tahun lalu saya percaya bahwa orang muslim wajib kaya. karena dengan kekayaan kita dapat berbuat banyak. 

“Dengan adanya harta kita bisa menolong umat, bisa bersedekah, bisa menolong agama, dan bla..bla..bla..” ini adalah dalil pembenaran dari para dai yang ‘mewajibkan’ kaum muslimin harus kaya.

Namun semua perkataan diatas itu terbantahkan. Terbantahkan oleh dalil-dalil hadist dan sirah rasulullah bahkan tarikh para shahabat.

Alhamdulillah, Allah telah memberikan saya kesempatan menemukan beberapa bukti bahwa antara seorang lelaki shalih yang sederhana dan seorang lelaki shalih yang kaya raya sejatinya perbedaannya hanya di beberapa tempat saja.bahkan di beberapa kondisi malah menjadi miskin lebih berkah daripada menjadi kaya.  perhatikan saja hadist dari Rasulullah dibawah ini.

Dari Anas bin Malik meriwayatkan dari Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:

“Ya Allah, hidupkanlah aku dalam keadaan miskin, matikan aku dalam keadaan miskin. Dan kumpulkan aku dalam kelompok orang-orang miskin pada hari kiamat”. Aisyah Radhi Allahu Anha bertanya: “Kenapa begitu wahai Rasulullah?” Beliau menjawab “Sesungguhnya mereka masuk surga sebelum orang-orang kaya dengan selisih waktu 40 tahun akhirat. Hai Aisyah, janganlah engkau mengusir orang-orang miskin kendati hanya dengan satu kurma, Hai Aisyah, cintailah orang-orang miskin dan sanak kerabat mereka, karena sesungguhna Allah mendekatkan dirimu pada hari kiamat.”

Penjelasan hadist diatas sangat sederhana. Bahwa seseorang yang sabar dalam kemiskinannya, tidak kemudian menyalahkan Allah karena kefakirannya, tidak melakukan maksiat karena kemiskinannya, maka Allah permudah masuk surga. Dan dihadist diatas juga kita di perintahkan oleh Rasul agar janganlah sesekali kita mengusir orang miskin apalagi melecehkan mereka karena kekurangan mereka akan hartanya. Sungguh Allah telah menetapkan rizki manusia berbeda-beda berdasarkan kehendak Allah. Maka atas dasar apa kita menganggap yang kaya lebih istimewa daripada yang miskin?

“Oh tapi yang kaya lebih banyak bersedekah daripada yang miskin!”

Cermati hadist dibawah ini yang diriwayatkan oleh An- Nasa’I dari Shafwan bin Isa yang berkata bahwa berkata kepada kami Ajlan dari Zaid bin Aslam dari Abu Shalih dari Abu Hurairah Radhi Allahu Anhu:

“ketahuilah! Uang satu dirham mengungguli seratus dirham!” ucap Rasulullah. Para shahabat bertanya “Bagaimana mungkin uang satu dirham bisa mengungguli uang seratus dirham?” Beliau bersabda: “Seseorang yang mempunyai uang dua dirham, ia mengambil satu dirham dari hartanya tersebut lalu bersedekah, dengan satu dirham tersebut dia mengungguli orang lain yang memiliki uang yang banyak sekali dan ia mengambil seratus dirham lalu bersedekah dari hartanya itu.”

Bacalah hadist ini baik-baik. Soal sedekah bukan soal banyak atau sedikit. Tapi soal seberapa mampu kita bersedekah walau dalam kaya maupun dalam keadaan miskin sekalipun. Bahkan bilapun sedekah itu hanya bernilai 10 ribu rupiah, boleh jadi disisi Allah nilainya lebih besar dibandingkan dengan 10 juta bila diberikan dengan dasar mengharap ridha Allah. 


Dari sejarah sirah lainnya kita bisa mengambil hikmah dari kejadian yang di alami orang yang mulia imam Ali bin Abi Thalib. Dari Al-Baihaqi menyebutkan hadist dari Ats Tsauri dari Abu Ishaq dari Al Harist dari Ali bin Abi Thalib Radhi Allahu Anhu berkata,

“Tiga orang menghadap Rasulullah dan seorang dari ketiganya berkata: “Aku memiliki seratus ons kurma dan aku mensedekahkan 10 ons dari kurma tersebut.”

Orang kedua dari mereka berkata “Aku memiliki seratus dinar dan kemudian aku bersedekah 10 dinar darinya.”

Dan orang ketiga berkata “ Aku mempunyai 10 dinar dan kemudian aku bersedekah dengan satu dinar daripadanya.”

Rasulullah bersabda: “ Pahala kalian sama, semua dari kalian bersedekah dengan sepersepuluh hartanya.”

Dikesempatan lain Rasulullah memberikan pengajaran yang sangat mulia soal miskin dan kaya. Disebutkan dalam Sunan Abu Daud dari Al-Laits dari Abu Az- Zubair dari Yahya bin Ja’dah dari Abu Hurairah Radhi Allahu Anhu yang bertanya:

“Wahai Rasulullah, sedekah manakah yang paling utama?” Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda “Sedekah orang miskin dan mulailah dengan orang yang engkau tanggung/ nafkahi”


Masih banyak sekali dalil serupa yang membuktikan bahwa seorang muslim/H yang shalih/at sederhana tidaklah lebih buruk dibandingkan dengan seorang muslimin yang kaya raya.

Yang sungguh-sungguh harus di jauhi adalah asumsi seorang muslim yang menganggap diri kekayaan membuat dirinya lebih istimewa daripada seorang muslim yang sederhana atau miskin. Perhatikan atsar dibawah ini.

Berkata Abu Sa’id Al- A’rabi kepada kami. Dari Ibnu Abu Al- Awwam, dari Yazid bin Harun, dari Abu Al-Asyhab, dari Al Hasan yang berkata, seseorang berkata kepada Ustman bin Affan Radhi Allahu Anhu “ Wahai orang kaya, betapa mulianya kalian dimata Allah, kalian pergi dengan membawa membawa kebaikan, kalian bersedekah, kalian memerdekakan budak, kalian pergi haji haji dan berinfak. Sungguh kami iri dengan keadaan kalian tersebut”

Utsman bin Affan berkata “Kalian iri kepada kami? padahal kamilah yang seharusnya iri kepada kalian.” Utsman melanjutkan “ Demi Allah, pastilah uang satu dirham yang di infaqkan seseorang dengan susah payah itu lebih baik daripada 10 ribu dirham orang kaya.”

Bila Utsman bin Affan saja iri dengan orang miskin di sekelilingnya, kenapa pula ada yang tidak sekaya khalifah ke empat ini merasa pantas melecehkan kaum muslimin yang sederhana atau miskin? Naudzubillah. Semoga kita tidak termasuk dalam golongan orang-orang yang tersesat pemikirannya.

Di akhir note ini, saya ingin menshare sebuah cerita pribadi dari ustadz yang saya kenal dekat. Beliau ustadz muda yang tetap merunduk sikapnya walau tulisannya di tanggapi oleh orang-orang penting selayak prabowo dan banyak tokoh-tokoh nasional bahkan tidak merasa sungkan di share orang ulama internasional. beliau kerap di undang seminar keluar negeri namun tetap saja tersenyum lega ketika diundang di kajian anak rohis yang tentunya tidak membuat kegiatan dengan tiket VIP 1,5 juta gratis makan siang dengan pemateri. :v

Beliau bercerita didalam perjalanan kami dari lokasi penginapan menuju bandara.
“Akhi.. semua yang Allah berikan kepada saya diluar dari perencanaan saya. banyak yang dimulai dari doa-doa yang muncul spontan. Pernah sekali saya merasakan betapa sulit menjangkau daerah binaan dakwah kami yang jauh hingga ke pelosok gunung serta bersilaturrahim kepada keluarga besar yang berada diluar kota. Lalu dalam lirih saya berdoa: ‘Ya Allah, kalau saja bila dengan kepemilikan mobil maka hamba akan lebih mudah untuk berdakwah ke tempat-tempat terpelosok serta menyambung silaturrahim, Maka ya Allah, sungguh hamba ridha ya Allah dengan pemberianMu itu.”

“Eh, ndak lama kemudian, Masya Allah, benar-benar Allah menitipkan kami mobil. Padahal, jujur dengan keuangan kami hari itu, memiliki mobil itu adalah opsi yang tidak masuk akal!”

Inilah keberkahan yang seharusnya kita cari. Bukan berusaha kaya dulu baru membantu agama Allah, Tapi bantu saja dahulu agama Allah, maka jangan khawatirkan soal harta, bila sudah sampai waktunya dan Allah sudah tahu kita sanggup mengemban amanah harta, Insya Allah tidak sulit sedikitpun bagi Allah mengkayakan kita. Karena dunia dimata Allah sungguh-sungguh tidak lebih berharga pun dari sayap nyamuk.

Wahai yang mengaku ingin kaya dengan membantu agama Allah dan umat muslim. Allah Maha Tahu hati kita masing-masing dan paling tahu apakah kita sanggup mengemban amanah harta atau tidak. Ketahuilah, Bilapun Allah mengkayakan kita, maka ada pertanggung jawaban ketat dan berat disana. Bilapun Allah menyederhanakan kita bahkan memiskinkan kita, ada keringanan dan kemudahan pula didalamnya.Alangkah bijak bila kita saat ini mulai berhenti mengajari kaum muslimin lainnya doktrin bahwa kaum muslimin wajib kaya.

Maka kita sebagai hamba harus mengedepankan prasangka baik kepada Allah dan juga kepada saudara kita sesama muslimin, baik yang kaya maupun yang sederhana bahkan yang miskin sekalipun. 

Wallahualam

Penulis: Rahmat Idris

Tuesday, January 6, 2015

Gangguan Syetan Pada Manusia


Islam Universal - Banyak dikalangan manusia yang kini berteman dengan musuh yang paling nyata baginya. Manusia menjadikan syetan sebagai teman dalam hidupnya agar dapat membantunya mencari kebahagiaan duniawi. Padahal pada hakikatnya syetan selalu mengganggu manusia agar jauh dari Allah SWT. Sehingga manusia itu akan sama-sama terjerumus bersamanya ke dalam siksa api neraka.

Syetan mengganggu manusia tidak hanya dengan cara membisikkan suatu keburukan atau keraguan di hati manusia, namun syetan lebih jauh telah berani dengan terang-terangan mengganggu manusia. Di antaranya:

1. Gangguan Fisik

Syetan berjalan pada aliran darah tubuh manusia, kadang ia berulah dengan mempersempit atau menyumbat jalan darah. Ia bisa berwujud nyata seperti menjadi daging atau lainnya. Tidak heran bila sering kali seseorang yang sakit kepala menahun sembuh setelah di-ruqyah, sampai kanker ganas sembuh dengan izin Allah melalui ruqyah.

Syetan menjepit syaraf atau menguasai syaraf tertentu, hingga seorang lumpuh pada sebagian anggota tubuh, bahkan bisa lumpuh total. Banyak sudah yang meninggal dunia disebabkan gangguan jenis ini.

2. Gangguan Psikis

Syetan membisikkan segala sesuatu ke telinga seseorang, hingga membuatnya bingung dan kacau, atau kadang membisikkan ke dalam hati. Bila dibiarkan atau ditangani dengan cara yang salah, biasanya orang tersebut akan terganggu syaraf otaknya, dan menjadikannya gila. Juga dengan mempengaruhi emosi seseorang, hingga terjadi kelainan emosional. Mudah lupa dan tidak fokus, sering disebabkan gangguan model ini.

3. Ganguan dalam Mimpi

Syetan bisa masuk ke alam mimpi seseorang. Mengganggu manusia dengan menakut-nakuti, menampakkan kejadian keji, sadis dan mengerikan. Memperkosa atau mencekik atau sekedar menindihnya.

4. Gangguan pada Kehidupan Sehari-hari

Mencuri uang atau benda lainnya, penampakan sosok menakutkan, merusak peralatan, menculik anak manusia, menghalangi perjodohan, rezeki dan keturunan, menjelma menjadi binatang yang sering mengganggu seperti ular hitam, kucing hitam atau anjing hitam, kadang berwujud scorpion, kelabang atau lainnya.

5. Gangguan dalam Ibadah

Membuat lupa jumlah rakaat dalam shalat, sulit khusyu’, mudah buang angin atau buang air, ragu-ragu ketika bersuci, menguap saat dzikir atau ibadah lainnya. Takut naik pesawat ketika hendak pergi haji, takut fakir bila hendak sodaqah dan sebagainya.

Dari hal-hal tersebut di atas, masih pantaskah manusia berteman dengan syetan?

Allah Maha Pengasih dan Maha Pemaaf, tapi makhluk yang jenis ini dikutuk-Nya, tentu karena saking bejad dan jahatnya sang makhluk tersebut. Na’uzubillahi min dzaalik.

sumber: konsultasiruqyah

Monday, January 5, 2015

Pacaran, Pegang-pegangan dan Tiang Gantungan


Universal Islam - Jadi ceritanya ada sepasang muda-mudi lagi pacaran. Tiap malam berkirim pesan untuk mesra-mesraan. Rayuan gombal diumbar seperti interupsi sebagian oknum anggota dewan. Segala janji manis juga terus diujarkan.

Mulai dari rumah megah hingga mobil sedan. Dari sekedar rekreasi hingga uang belanja bulanan. Setelah si cewek takluk pada pemuda tampan. Mula-mula minta pegang-pegangan. Setelah itu minta raba-rabaan. Berlanjut cium-ciuman. Setelah cium minta gigit-gigitan. Setelah mengigit malah minta kuda-kudaan.

Kalau sudah begitu yang rugi ialah sang perempuan. Belum nikah tapi statusnya sudah tidak perawan. Giliran cowoknya selingkuh karena bosan. Cewek itu lapor ke kepolisian. Dengan dalil melakukan hubungan intim karena unsur paksaan. Lalu sang cowok masuk tahanan. Sang cewek stress karena hidupnya jadi berantakan. Keluarga malunya tak ketulungan.

Esok harinya sang cewek ditemukan sudah terbujur kaku di tiang gantungan. Dipikir kalau mati selesai urusan. Padahal di neraka jahanam masih akan hidup abadi dengan siksa yang sangat menyakitkan. Itulah dampak buruk pacaran. Jadi putusin pacarmu sekarang sebelum kisah itu jadi kenyataan. Setidaknya gue tidak lagi jomblo sendirian.

Gubrak! Maaf kalau saran gue kelewatan. Kalau suka silahkan saja diwujudkan. Bagi yang menolak jangan pula marah-marah sampai kesurupan. Kalau mau lempar sendal gue terima sebagai bentuk sumbangan. Kalau lempar duit gue ikhlas untuk biaya makan. Okeh, cukup sekian. Lebih dan kurangnya mohon dimaafkan.

sumber: islampost
Powered by Blogger.