Friday, March 6, 2015

Karena Maksiat

Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata:

وَمِنْهَا تَعْسِيْرُ أُمُوْرِهِ عَلَيْهِ فَلاَ يَتَوَجَّهُ لِأَمْرٍ إِلاَّ يَجِدُهُ مُغْلَقًا دُوْنَهُ أَوْ مُتَعَسِّراً عَلَيْهِ, وَهَذَا كَمَا أَنَّ مَنِ اتَّقَى اللهَ جَعَلَ لَهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا, فَمَنْ عَطَّلَ التَّقْوَى جَعَلَ اللهُ لَهُ مِنْ أَمْرِهِ عُسْرًا, وَيَالله الْعَجَب كَيْفَ يَجِدُ الْعَبْدُ أَبْوَابَ الْخَيْرِ وَالْمَصَالِحِ مَسْدُوْدَةً عَنْهُ مُتَعَسِّرَةً عَلَيْهِ وَهُوَ لاَ يَعْلَمُ مِنْ أَيْنَ أَتَى

"Diantara dampak seseorang bermaksiat adalah Allah menyulitkan urusannya, maka tidaklah ia menuju suatu urusan kecuali ia mendapati urusan tsb tertutup baginya, sulit utk ditempuhnya. Hal ini sebagaimana bahwasanya barangsiapa yg bertakwa kpd Allah maka Allah akan memudahkan urusannya. Barangsiapa yg membuang ketakwaannya maka Allah akan menyulitkan urusannya. Sungguh mengherankan bagaimana seorang hamba mendapati pintu-pintu kebaikan & kemaslahatan telah tertutup di hadapannya & sulit baginya, lantas ia tdk tahu kenapa bisa hal ini menimpanya?!"
(Al-Jawaab al-Kaafi)

Maka jika anda merasa urusan2 anda sulit & terhambat bahkan sering gagal.. maka koreksilah diri anda…jangan2 pakaian ketakwaan anda mulai anda tanggalkan sedikit demi sedikit.

Sebaliknya jika anda dimudahkan urusannya.. bahkan datang rizki dari arah yg tidak disangka2, maka smg itu semua adalah kabar baik akan pertanda ketakwaan anda. Allah berfirman

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا (٢)وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

"Barangsiapa bertakwa kpd Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yg tiada disangka-sangkanya. dan Barangsiapa yg bertawakkal kpd Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya" (QS At-Tholaaq :2-3)

Adapun jika anda terus bermaksiat akan tetapi rizki & urusan terus lancar maka waspadalah.. jangan2 itu adalah istidroj.

Oleh : أُسْتَاذُ Firanda Andirja. MA حفظه الله تعالى

------

Inna lillahi wa inna ilahi raji'un

Telah meninggal dunia: ... akan disholati di: ... akan dimakamkan di: ... setelah sholat: ...

Pasti hari ini atau esok, namamu dan namaku akan mengisi ... di atas.

Maka perbaiki amal dan ibadah kita.
Isi sisa-sisa umur dengan sebaik-baiknya.

Kematian tidak menanti keistiqomahan dirimu. Istiqomahlah!

Dan tunggulah kematian. Pergaulilah manusia dengan lisan, sikap dan akhlak yang mulia.

Drama 90 menit ...
Sinetron 60 menit ...
Film 130 menit ...
Sholat 5 menit!!

Jahannam sepanjang masa..
Sorga sepanjang masa..
Hendaklah akal kita berfungsi!!

Teman di WA ratusan orang,,
Teman di phonebook ribuan orang,,
Tetangga di komplek puluhan orang..

Namun..
Ketika kita susah, kita di kubur sendiri, inilah realita hidup..

Ternyata yg bermanfaat hanyalah sholatmu!

Jila Alquranmu berdebu, maka menangislah!!

Karena barangsiapa meninggalkan membaca Alquran 3 hari berturut-turut, dia telah mengabaikan Alquran..

Jenazah demi jenazah.. kematian demi kematian,

Berita duka bagaikan kilatan petir..

Si Fulan tertabrak mobil, yang lain karena sakit, yang lain lagi jatuh ketika jalan pagi, yang lain ketika sedang tidur..

Semuanya meninggalkan dunia di belakang punggung mereka..

Kita memakamkannya di bawah tanah,
Pasti, akan tiba waktuku dan waktumu.

Maka siapkanlah bekal untuk perjalanan yg tak akan kembali ini..

Jangan menunda taubat, jangan alasan masih muda, di pemakaman tak tertulis di sana "khusus orang tua" ...

Hidup di dunia ini hanya 3 hari...
Hari kemarin: sudah kita lalui dan tak kan kembali,
Hari ini: kita jalani dan tak kan abadi,
Hari esok: kita tak pernah tau yg terjadi esok, bisa jadi kita sudah mati..

Maka maafkan, relakan dengan tulus,,
(Saya), (anda), (mereka) Pasti mati, pasti pergi...

Ya Allah, kami memohon kepadaMu khusnal khotimah, selamat dengan memasuki SorgaMu dan terbebas dr api neraka!!

اَللّهُمَّ اخْتِمْ لَنَا بِاْلاِسْلاَمِ وَاخْتِمْ لَنَا بِاْلاِيْمَانِ وَاخْتِمْ لَنَا بِحُسْنِ الْخَاتِمَةِ

"Alloohummakhtim lanaa bil-islaami wakhtim lanaa bil-iimaani wakhtim lanaa bi husnil khootimati"

Saudaraku, barangsiapa hidup di atas sesuatu maka ia akan dibangkitkan seperti itu ...

Barangsiapa mati di dalam keadaan sesuatu, dia akan dibangkitkan seperti itu...

Jika risalah ini bermanfaat bagimu, semoga Allah memperbaiki hidupmu, sebarkan dan yang lain mengambil manfaatnya..

وَذَكِّرْ فَإِنَّ الذِّكْرَىٰ تَنْفَعُ الْمُؤْمِنِينَ

Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.

-Semoga bermanfaat-

Mulianya Kontribusi

Fakta menunjukkan jika siapapun sangat menyukai orang-orang yang memberi kontribusi. Ketika seseorang mampu berkontribusi, dia langsung dihormati tanpa ditanya; berapa banyak uang yang Anda miliki? Seseorang yang berkontribusi dimuliakan tanpa dipermasalahkan apakah hidungnya mancung atau pesek, apakah dia seorang pejabat atau rakyat. Jika hidup kita masih dirundung rasa rendah diri, itu mungkin karena kita belum berkontribusi. Berkontribusilah kepada orang lain, maka Anda akan dihormati. Kemudian dengan kehormatan yang Anda dapatkan itu, rasa rendah diri akan sirna dengan sendirinya.
Setiap manusia sama kedudukannya. Yang membedakan adalah apakah dia bisa memberi manfaat atau tidak. Guru kehidupan saya bahkan mengajarkan bahwa : ”sebaik-baik manusia adalah dia yang paling banyak memberi manfaat kepada orang lain.” Betapa bangganya kita ketika bisa memberi manfaat. Ini bukan tentang rasa bangga dihadapan sesama manusia, melainkan kebanggaan dihadapan Tuhan. Karena dengan manfaat yang kita tebarkan, kita ikut menunjukkan; betapa Tuhan itu senang menebarkan kebaikan.

Thursday, March 5, 2015

Buya Hamka: Mereka Memusuhi Wahabi Demi Penguasa Pro Penjajah



Islam Universal - Belakangan ketika isu terorisme kian dihujamkan di jantung pergerakan Ummat Islam agar iklim pergerakan dakwah terkapar lemah tak berdaya. Nama Wahabi menjadi salah satu faham yang disorot dan kian menjadi bulan-bulanan aksi “tunjuk hidung,” bahkan hal itu dilakukan oleh kalangan ustadz dan kiyai yang berasal dari tubuh Ummat Islam itu sendiri.

Beberapa buku propaganda pun diterbitkan untuk menghantam pergerakan yang dituding Wahabi, di antaranya buku hitam berjudul “Sejarah Berdarah Sekte Salafi-Wahabi: Mereka Membunuh Semuanya Termasuk Para Ulama.” Bertubi-tubi, berbagai tudingan dialamatkan oleh alumnus dari Universitas di Bawah Naungan Kerajaan Ibnu Saud yang berhaluan Wahabi, yaitu Prof. Dr. Said Siradj, MA. Tak mau kalah, para kiyai dari pelosok pun ikut-ikutan menghujat siapapun yang dituding Wahabi. Kasus terakhir adalah statement dari kiyai Muhammad Bukhori Maulana dalam tabligh akbar FOSWAN di Bekasi baru-baru ini turut pula menyerang Wahabi dengan tudingan miring. Benarkah tudingan tersebut?

Menarik memang menyaksikan fenomena tersebut. Gelagat pembunuhan karakter terhadap dakwah atau personal pengikut Wahabi ini bukan hal baru, melainkan telah lama terjadi. Hal ini bahkan telah diurai dengan lengkap oleh ulama pejuang dan mantan ketua MUI yang paling karismatik, yaitu Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau yang biasa disapa Buya HAMKA. Siapa tak mengenal Buya HAMKA? Kegigihan, keteguhan dan independensinya sebagai seorang ulama tidak perlu diragukan lagi tentunya.

Dalam buku “Dari Perbendaharaan Lama,” Buya HAMKA dengan gamblang beliau merinci berbagai fitnah terhadap Wahabi di Indonesia sejatinya telah berlangsung berkali-kali. Sejak Masa Penjajahan hingga beberapa kali Pemilihan Umum yang diselenggarakan pada era Orde Lama, Wahabi seringkali menjadi objek perjuangan yang ditikam fitnah dan diupayakan penghapusan atas eksistensinya. Mari kita cermati apa yang pernah diungkap Buya Hamka dalam buku tersebut:

“Seketika terjadi Pemilihan Umum , orang telah menyebut-nyebut kembali yang baru lalu, untuk alat kampanye, nama “Wahabi.” Ada yang mengatakan bahwa Masyumi itu adalah Wahabi, sebab itu jangan pilih orang Masyumi. Pihak komunis pernah turut-turut pula menyebut-nyebut Wahabi dan mengatakan bahwa Wahabi itu dahulu telah datang ke Sumatera. Dan orang-orang Sumatera yang memperjuangkan Islam di tanah Jawa ini adalah dari keturunan kaum Wahabi.

Memang sejak abad kedelapan belas, sejak gerakan Wahabi timbul di pusat  tanah Arab, nama Wahabi itu telah menggegerkan dunia. Kerajaan Turki yang sedang berkuasa, takut kepada Wahabi. Karena Wahabi adalah, permulaan kebangkitan bangsa Arab, sesudah jatuh pamornya, karena serangan bangsa Mongol dan Tartar ke Baghdad. Dan Wahabi pun ditakuti oleh bangsa-bangsa penjajah, karena apabila dia masuk ke suatu negeri, dia akan mengembangkan mata penduduknya menentang penjajahan. Sebab faham Wahabi ialah meneguhkan kembali ajaran Tauhid yang murni, menghapuskan segala sesuatu yang akan membawa kepada syirik. Sebab itu timbullah perasaan tidak ada tempat takut melainkan Allah. Wahabi adalah menentang keras kepada Jumud, yaitu memahamkan agama dengan membeku. Orang harus kembali kepada Al-Qur’an dan Al-Hadits.

Ajaran ini telah timbul bersamaan dengan timbulnya kebangkitan revolusi Prancis di Eropa. Dan pada masa itu juga “infiltrasi” dari gerakan ini telah masuk ke tanah Jawa. Pada tahun 1788 di zaman pemerintahan Paku Buwono IV, yang lebih terkenal dengan gelaran “Sunan Bagus,” beberapa orang penganut faham Wahabi telah datang ke tanah Jawa dan menyiarkan ajarannya di negeri ini. Bukan saja mereka itu masuk ke Solo dan Yogya, tetapi mereka pun meneruskan juga penyiaran fahamnya di Cirebon, Bantam dan Madura. Mereka mendapat sambutan baik, sebab terang anti penjajahan.

Sunan Bagus sendiri pun tertarik dengan ajaran kaum Wahabi. Pemerintah Belanda mendesak agar orang-orang Wahabi itu diserahkan kepadanya.Pemerintah Belanda cukup tahu, apakah akibatnya bagi penjajahannya, jika faham Wahabi ini dikenal oleh rakyat.

Padahal ketika itu perjuangan memperkokoh penjajahan belum lagi selesai. Mulanya Sunan tidak mau menyerahkan mereka. Tetapi mengingat akibat-akibatnya bagi Kerajaan-kerajaan Jawa, maka ahli-ahli kerajaan memberi advis kepada Sunan, supaya orang-orang Wahabi itu diserahkan saja kepada Belanda. Lantaran desakan itu, maka mereka pun ditangkapi dan diserahkan kepada Belanda. Oleh Belanda orang-orang itu pun diusir kembali ke tanah Arab.

Tetapi di tahun 1801, artinya 12 tahun di belakang, kaum Wahabi datang lagi. Sekarang bukan lagi orang Arab, melainkan anak Indonesia sendiri, yaitu anak Minangkabau. Haji Miskin Pandai Sikat (Agam) Haji Abdurrahman Piabang (Lubuk Limapuluh Koto), dan Haji Mohammad Haris Tuanku Lintau (Luhak Tanah Datar).

Mereka menyiarkan ajaran itu di Luhak Agam (Bukittinggi) dan banyak beroleh murid dan pengikut. Diantara murid mereka ialah Tuanku Nan Renceh Kamang. Tuanku Samik Empat Angkat. Akhirnya gerakan mereka itu meluas dan melebar, sehingga terbentuklah “Kaum Paderi” yang terkenal. Di antara mereka ialah Tuanku Imam Bonjol. Maka terjadilah “Perang Paderi” yang terkenal itu. Tiga puluh tujuh tahun lamanya mereka melawan penjajahan Belanda.

Bilamana di dalam abad ke delapan belas dan Sembilan belas gerakan Wahabi dapat dipatahkan, pertama orang-orang Wahabi dapat diusir dari Jawa, kedua dapat dikalahkan dengan kekuatan senjata, namun di awal abad kedua puluh mereka muncul lagi!

Di Minangkabau timbullah gerakan yang dinamai “Kaum Muda.” Di Jawa datanglah K.H. A. Dahlan dan Syekh Ahmad Soorkati. K.H.A. Dahlan mendirikan “Muhammadiyah.” Syekh Ahmad Soorkati dapat membangun semangat baru dalam kalangan orang-orang Arab. Ketika dia mulai datang, orang Arab belum pecah menjadi dua, yaitu Arrabithah Alawiyah dan Al-Irsyad. Bahkan yang mendatangkan Syekh itu ke mari adalah dari kalangan yang kemudiannya membentuk Ar-Rabithah Adawiyah.

Musuhnya dalam kalangan Islam sendiri, pertama ialah Kerajaan Turki. Kedua Kerajaan Syarif di Mekkah, ketiga Kerajaan Mesir. Ulama-ulama pengambil muka mengarang buku-buku buat “mengafirkan” Wahabi. Bahkan ada di kalangan Ulama itu yang sampai hati mengarang buku mengatakan bahwa Muhammad bin Abdul Wahab pendiri faham ini adalah keturunan Musailamah Al Kazhab!

Pembangunan Wahabi pada umumnya adalah bermazhab Hambali, tetapi faham itu juga dianut oleh pengikut Mazhab Syafi’i, sebagai kaum Wahabi Minangkabau. Dan juga penganut Mazhab Hanafi, sebagai kaum Wahabi di India.

Sekarang “Wahabi” dijadikan alat kembali oleh beberapa golongan tertentu untuk menekan semangat kesadaran Islam yang bukan surut ke belakang di Indonesia ini, melainkan kian maju dan tersiar. Kebanyakan orang Islam yang tidak tahu di waktu ini, yang dibenci bukan lagi pelajaran wahabi, melainkan nama Wahabi.

Ir. Dr. Sukarno dalam “Surat-Surat dari Endeh”nya kelihatan bahwa fahamnya dalam agama Islam adalah banyak mengandung anasir Wahabi.

Kaum komunis Indonesia telah mencoba menimbulkan sentiment Ummat Islam dengan membangkit-bangkit nama Wahabi. Padahal seketika terdengar kemenangan gilang-gemilang yang dicapai oleh Raja Wahabi Ibnu Saud, yang mengusir kekuasaan keluarga Syarif dari Mekkah. Ummat Islam mengadakan Kongres Besar di Surabaya dan mengetok kawat mengucapkan selamat atas kemenangan itu (1925). Sampai mengutus dua orang pemimpin Islam dari Jawa ke Mekkah, yaitu H.O.S. Cokroaminoto dan K.H. Mas Mansur. Dan Haji Agus Salim datang lagi ke Mekkah tahun 1927.

Karena tahun 1925 dan tahun 1926 itu belum lama, baru lima puluh tahun lebih saja, maka masih banyak orang yang dapat mengenangkan bagaimana pula hebatnya reaksi pada waktu itu, baik dari pemerintah penjajahan, walau dari Ummat Islam sendiri yang ikut benci kepada Wahabi, karena hebatnya propaganda Kerajaan Turki dan Ulama-ulama pengikut Syarif.

Sekarang pemilihan umum yang pertama sudah selesai. Mungkin menyebut-nyebut “Wahabi” dan membusuk-busukkannya ini akan disimpan dahulu untuk pemilihan umum yang akan datang. Dan mungkin juga propaganda ini masuk ke dalam hati orang, sehingga gambar-gambar “Figur Nasional,” sebagai Tuanku Imam Bonjol dan K.H.A. Dahlan diturunkan dari dinding. Dan mungkin perkumpulan-perkumpulan yang memang nyata kemasukan faham Wahabi seperti Muhammadiyah, Al-Irsyad, Persis dan lain-lain diminta supaya dibubarkan saja.

Kepada orang-orang yang membangkit-bangkit bahwa pemuka-pemuka Islam dari SUmmatera yang datang memperjuangkan Islam di Tanah Jawa ini adalah penganut atau keturunan kaum Wahabi, kepada mereka orang-orang dari SUmmatera itu mengucapkan banyak-banyak terima kasih! Sebab kepada mereka diberikan kehormatan yang begitu besar!

Sungguh pun demikian, faham Wahabi bukanlah faham yang dipaksakan oleh Muslimin, baik mereka Wahabi atau tidak. Dan masih banyak yang tidak menganut faham ini dalam kalangan Masyumi. Tetapi pokok perjuangan Islam, yaitu hanya takut semata-mata kepada Allah dan anti kepada segala macam penjajahan, termasuk Komunis, adalah anutan dari mereka bersama!”

Dari paparan tersebut, jelaslah bahwa Buya HAMKA berhasil menelisik akar terjadinya fitnah yang dialamatkan kepada Wahabi. Ini menandakan vonis “Faham Hitam” yang dituduhkan kepada Wahabi pada dasarnya adalah modus lama namun didesain dengan gaya baru yang disesuaikan dengan kepentingan dan arahan yang disetting oleh para Think Tank “Gurita Kolonialisme Abad 21.”

Maka perhatikanlah apa yang pernah diutarakan oleh Buya HAMKA dalam pembahasan Islam dan Majapahit berikut ini:

“Memang, di zaman Jahiliyah kita bermusuhan, kita berdendam, kita tidak bersatu! Islam kemudiannya adalah sebagai penanam pertama dari jiwa persatuan. Dan Kompeni Belanda kembali memakai alat perpecahannya, untuk menguatkan kekuasaannya.”

“Tahukah tuan, bahwasanya tatkala Pangeran Dipenogero, Amirul Mukminin Tanah Jawa telah dapat ditipu dan perangnya dikalahkan, maka Belanda membawa Pangeran Sentot Ali Basyah ke Minangkabau buat mengalahkan Paderi? Tahukah tuan bahwa setelah Sentot merasa dirinya tertipu, sebab yang diperanginya itu adalah kawan sefahamnya dalam Islam, dan setelah kaum Paderi dan raja-raja Minangkabau memperhatikan ikatan serbannya sama dengan ikatan serban Ulama Minangkabau, sudi menerima Sentot sebagai “Amir” Islam di Minangkabau? Teringatkah tuan, bahwa lantaran rahasia bocor dan Belanda tahu, Sentot pun diasingkan ke Bengkulu dan di sana beliau berkubur buat selama-lamanya?”

“Maka dengan memakai faham Islam, dengan sendirinya kebangsaan dan kesatuan Indonesia terjamin. Tetapi dengan mengemukakan kebangsaan saja, tanpa Islam, orang harus kembali mengeruk, mengorek tambo lama, dan itulah pangkal bala dan bencana!”

Kiranya, sepeninggal HAMKA, alangkah laiknya jika Ummat Islam masih kenal dan bisa mengimplementasikan apa yang diutarakan Buya HAMKA dalam bukunya tersebut. Dengan demikian, niscaya Ummat Islam tidak perlu sampai menjadi keledai yang terjerembab dalam lubang yang dibuat oleh musuh-musuh Islam dengan modus yang sama tetapi dalam nuansa yang berbeda. Wallahu A’lam.

sumber: islampos

Doa Yang Mustajab

Dari Abu Darda ra., bhwsannya Rasulullah SAW bersabda;

دعوَةُ المَرْ ءِ المُسلمِ لِأَخِيهِ بِظهْرِ الغَيبِ مُستجا بةٌ، عند رَأْسهِ موَكَّلٌ كُلَّما دعا لأَخيهِ بِخيرٍ قال الملكُ المُوَكَّلُ به: ولكَ بمثْلٍ ( رواه المسلم )

" Doa orng yg Muslim utk saudaranya di luar pengetahuan org yg didoakan itu adalah doa yg mustajab. Di atas kepala org yg berdoa itu ada malaikat yg ditugaskn utk mengawasi, dimana tiap kali ia memohon kebaikan utk saudaranya tersebut, maka malaikat tadi menyambutnya dgn perkataan, ' Aamiin,wa laka bimitslin' ( Ya Allah kabulkanlah permo
honan ini dan untukmu ( org yg mendoakan) adalah seperti permohonan yg kamu mintakan." (HR Muslim)

Saudaraku, marilah kita perbanyk mendoakan saudara2 kita, terutam yg jauh dr kita krn doany pasti di kabulkan Allah SWT trutama di hari jumat yg berkah ini..

(encep ibnu shalih)َ

5 Amalan Yang Bikin Hidup Lebih Hidup

SUDAH menjadi bagian dari sunnatullah, hidup ini fluktuatif. Kadang naik, kadang turun. Dalam bahasa iman disebut yazidu wayanqush (bertambah dan berkurang).

Bertambah dengan ketaatan yang kita lakukan dan berkurang dengan maksiat yang kita lakukan.

Oleh karena itu, Islam mengajarkan kita konsep istiqomah, sehingga tidak terlalu jatuh kala turun dan tidak terlalu melejit kala bersemangat. Semua dilakukan semampu diri secara terus menerus sepanjang hayat.

Lantas apa saja yang harus kita lakukan secara istiqomah agar hidup kita lebih ‘hidup’, sehingga waktu dan hari-hari yang kita lalui benar-benar mendatangkan manfaat dan hasil yang positif?

PERTAMA, Sholat lima waktu. Ini tidak bisa tidak, mutlak alias tidak ada kompromi. Mau dalam keadaan sakit, dalam perjalanan atau kesibukan sekalipun, sholat harus dilaksanakan.  Kenapa seperti itu ya, kok kesannya kejem amat, gak ada kompromi.

Sadarilah bahwa Allah tidak mewajibkan, kecuali hal itu mendatangkan kebaikan bagi hidup kita sendiri. Mengenai sholat ini ada ilustrasi menarik yang disampaikan Rasulullah.

Beliau bersabda, “Bagaimana pendapat kalian seandainya di depan pintu seorang dari kalian terdapat sebuah sungai. Setiap hari ia mandi lima kali di dalamnya. Apakah masih ada kotoran yang melekat di tubuhnya?”

Mereka menjawab, “Tidak ada!” Rasulullah bersabda, “Itulah perumpamaan shalat lima waktu. Dengannya Allah menghapus semua kesalahan.” (HR Bukhari Muslim).

Bisa dibayangkan, bagaimana kalau dalam sehari-semalam badan kita bersih, wangi dan sehat? Bukankah kita akan memiliki kepercayaan diri tinggi?

Demikianlah kalau sholat kita laksanakan setiap hari, tanpa bolong-bolong. Kita akan memiliki perencanaan waktu yang baik, tradisi yang positif, dan insya Allah pikiran gak neko-neko, ingin melakukan hal-hal yang justru merugikan diri sendiri maupun orang lain.

KEDUA, Membaca Al-Qur’an. Pekerjaan ini (membaca Al-Qur’an) sepintas sederhana, tetapi tanpa kesungguhan hati, amal yang sederhana ini tidak akan mampu dilakukan dengan baik loh. Padahal, membaca Al-Qur’an akan menghindarkan diri kita dari kejahilan dan kelak di hari akhir mendapat syafaat dari Al-Qur’an.

Kalau kita mau membaca sejarah kejayaan umat Islam, anak-anak umur 10 tahun itu sudah banyak yang hafal Al-Qur’an. Dan, hidup mereka luar biasa. Tidak saja survive secara pribadi, tetapi sangat berkontribusi besar bagi kehidupan umat Islam bahkan dunia. Saintis Muslim terdahulu, hampir semua hafal Al-Qur’an. Katakanlah seperti Ibn Sina, Fakhrudin Ar-Razi, Ibn Khaldun dan lain sebagainya.

Artinya, membaca Al-Qur’an itu bisa bikin diri kita hebat. Jadi, bangunlah tradisi membaca Al-Qur’an dalam hari-hari kita. Sebab, kalau ada bacaan yang bisa menjamin kehidupan kita lebih baik dan pasti baik dunia-akhirat, itu ya hanya Al-Qur’an. So, lakukanlah.

KETIGA, Silaturrahim. Nah, ini perintah yang asyik banget. Silaturrahim, dalam bahasa keren sekarang bisa disebut dengan membangun jaringan (network). Kata Muhammad Assad dalam bukunya “Notes From Qatar 3” disebutkan ‘Your Network is Your Networth’.

Artinya apa, silaturrahim itu penting bahkan dahsyat. Baik untuk urusan dunia kita maupun akhirat. Pantas saja Nabi bersabda, “Barangsiapa yang senang untuk dilapangkan rizkinya dan diakhirkan ajalnya (dipanjangkan umurnya), maka hendaklah ia menyambung (tali) silaturahim.” (HR Bukhari).

Nah, makanya jangan salah. Islam itu luar biasa. Satu perintah silaturrahim saja bisa membuat hidup kita lebih dinamis, progressif dan tentu saja bermanfaat bagi sesama.

KEEMPAT, Sedekah. Sedekah ini jangan diremehin loh. Semua orang yang sukses, merasakan betul manfaat dari sedekah ini. Maka sedekah ini harus kita latih setiap hari-hari. Kalau cerita Muhammad Assad, hidupnya semakin lebih baik semenjak dirinya selalu bersedekah. Maka kesimpulan dia satu, “Sedekah Membawa Berkah”. Lantas, bagaimana kalau ternyata kita pas-pasan saja. Tenang, sedekah tak mesti uang. Membantu teman yang kesulitan, itu sedekah.Senyum kepada sesama, itu sedekah. Jadi, banyak dan beragam bentuknya.

KELIMA, Tahajud. Tahajud, ini sangat kita butuhkan. Selain akan mengangkat derajat kita di sisi Allah, doa kita pasti didengar. Selain itu, tahajud mengharuskan kita mengatur diri sedemikian rupa.

Contoh, kalau kita mau tahajud, sudah barang tentu kita harus tidur lebih awal. Untungnya apa? Kita tidak kehilangan waktu untuk nonton TV yang notabene kurang manfaat. Kemudian, kalau kita tahajud, sudah barang tentu tidak akan terlambat dalam kegiatan pagi dan siang.

Dan, yang terpenting nih, rasa percaya diri kita pasti meningkat. Karena waktu saat tahajud itu sangat tenang, udara juga sangat steril, sehingga bermanfaat banyak bagi kesehatan fisik kita.

Apabila, kita sebagai Muslim-Muslimah mampu mengamalkan lima hal ini dengan baik, setiap hari bahkan sepanjang hayat, insya Allah jiwa-raga kita akan senantiasas hidup dan terus menyala. Galau pergi, bete hilang, dan pikiran negatif minggat. Selamat membuktikan dan semoga berhasil. Wallahu a’lam.

Sumber: Hidayatullah

Kesuksesan Dari Kegagalan

Menjadi sukses, berprestasi dan luar biasa, dr orang2 yg biasa seperti kita, sesungguhnya bisa dirintis justru dr kesadaran akan keterbatasan yg dimiliki. Caranya, galilah Al Quran, telitilah ayat2nya, renungi hadits2 Rasulullah, hadirkn inspirasi, jadikan pedoman seluruh langkah. Allah menggambarkan orang sukses itu dgn modal terbaik yg Dia karuniakan: sebaik2 penciptaan, ahsabu taqwim
لقد خلقنا الإنسان في أحسن تقويم
" sungguh Kami tlah menciptakan manusia dlm bentuk yg sebaik2 nya." ( QS.At Tiin:5)

Tapi kebaikan Allah ini jgn dibiarkan dan dimubadzirkan. Melangkah dlm tataran syukur bil lisan. Jadikah orang yg terbaik kata2nya ' ahsanu qaulan '

Smoga Allah SWT mengkaruniakan kita utk selalu berada dlm keshalihan dan berjalan pd da' wah kemuliaan ' bi risalatin nubuwwah'

penulis: encep ibnu shalih

Jika Ingin Menemui Fajar, Maka Bersiaplah Menghadapi Malam

Setiap manusia berhadapan dg masalah. Masalah memang akan selalu hadir. Dari ringan yang disepelekan, sampai yang berat hingga membuat stress. Namun mari sama sama kita renungkan satu kalimat ini;

“jika ingin menemui fajar, maka bersiaplah menghadapi malam”

Kita pasti faham apa makna kalimat di atas. Jika masalah diibaratkan malam, maka fajar adalah kabar gembira yang akan segera datang. hadapilah masalah yang membebani kita dengan tenang dan sabar, sebagaimana tenangnya kita saat tidur terlelap di malam hari.

Sungguh pada malam yang pekat, jika kita mau berfikir terdapat pelajaran yang amat berharga; yaitu, kita belajar tenang dan sabar menghadapi masalah juga kita belajar untuk yakin se yakinnya, bahwa fajar kemenangan pasti akan datang tepat pada waktunya.

“maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan”. (Al-Insyiroh : 5-6)

Allahumma Yasiirlana ...

penulis: Ust Encep Shalih - Dai Pedalaman Papua

Wednesday, March 4, 2015

Ibu Adalah Sekolah Utama, Tergantung Bagaimana Kepala Sekolahnya


Islam Universal - Untuk kali ini, ijinkan saya bicara kepada ayah dari hati ke hati...
Dalam konteks pengasuhan, sekolah pertama bagi anak adalah Ibu. Ibu adalah sekolah pertama dan terbaik bagi anak, krn secara psikologis: Ibu memberikan rasa nyaman bagi anak agar betah berlama-lama di dekatnya, menjadi tempat utk curhat dan diskusi tentang banyak hal terutama menanamkan nilai-nilai agar anak menjadi tangguh menghadapi tantangan kehidupan.
Sulit bagi Ibu untuk fokus mendidik anak dan membuat mereka nyaman secara psikologis jika ia tidak mendapat dukungan, apalagi jika hanyut dalam perasaannya sendiri dan mudah stress.
Ibu yg stress akan mudah emosi dan kurang sabar menghadapi anak-anak. Inilah gejala awal munculnya 'mother distrust' di mana anak jadi tidak betah di rumah dan merasa bhw Ibu adalah sosok yg tidak mengenakkan.
Semua fungsi dan tugas Ibu sbg. guru pertama dan utama akan dapat dipenuhi jika peran sbg Kepala Sekolah yg dipikul Ayah berjalan maksimal.
Mother distrust muncul lagi-lagi krn peran ayah sbg. Kepala Sekolah; hilang atau sangat kurang. Ayah lah yg seharusnya berpikir utk membuat anak menjadi betah bersama ibunya, dalam hal ini: apakah kebutuhan psikologis Ibu. Ibu akan bisa memberikan rasa nyaman kepada keluarga jika ruang bathin nya nyaman. Dan.... Ayah-lah yg berkewajiban menyamankan ruang bathin Ibu. Ada ruang dan waktu bagi Ibu utk mencurahkan isi hatinya, misalnya: tidak hanya dibebani oleh pusingnya kenaikan harga2 di luar.
Menurut penelitian, perempuan (makhluk berkromosom XX) yg jiwanya sehat butuh mengeluarkan 20 ribu kata per hari. Ibu yg jarang diajak ngobrol santai oleh suaminya, maka bahasa tubuh dan nada bicaranya tidak mengenakkan. Menyusui anak akan resah, tak sabar dgn kelakuan anak, bahkan cenderung menjadikan anak sbg. sasaran pelimpahan emosi yg tdk semestinya. Jadi, endapan permasalahan dgn sang ayah dimanifestasikan dlm bentuk amarah yg tidak jelas kepada anak-anak.
Terkadang, ada Ibu yg tetap sabar kepada anak2nya meskipun Ayah tak memberi ruang bagi jiwanya..., tapi manifestasi ekstrim nya dalam bentuk penyakit fisik yg sulit sembuh
Maka tugas wajib ayah adalah memberikan ruang, waktu dan suasana setiap hari bagi Ibu utk bicara sbg. upaya utk selalu menyehatkan jiwanya, mendengar keluh kesahnya. Rangkul Ibu untuk marah dan menangis kepada Ayah saja agar sehat jiwanya, agar Ibu bisa selalu memberikan bunga cinta utk anak-anaknya.
Ibu yg sehat jiwanya dapat menjalankan tugasnya sebagai sekolah terbaik bagi putra-putri nya. Ia bisa tahan berjam-jam mendengar keluhan anak2nya. Ia mudah memaafkan anaknya. Ia menjadi madrasah yg baik utk menanamkan nilai-nilai Robbany..., dan hal ini harus didukung oleh ayah yg memperhatikan bathinnya, disamping kesehatan fisiknya. Ibu harus sehat luar dalam.
Ayah yg hebat, berawal dari suami yg hebat, yg mengerti jiwa dan kebutuhan pasangan. Singkatnya, bahagiakan pasangan kita, krn ia adalah madrasah utama bagi anak-anak kita.

penulis: Bendri Jaisyurrahman

Sunday, February 22, 2015

Heboh! Malaysia Fatwakan Haram Hizbut Tahrir Karena Menggunakan Topeng Khilafah Palsu Dan Mengkafirkan Umat Islam


Portal Resmi Fatwa Malaysia e-fatwa.gov.my mempublikasikan mengenai kedudukan Hizbut Tahrir di Malaysia. Pada tulisan fatwa berjudul "Kedudukan Hizb Al-Tahrir Di Malaysia" dinyatakan bahwa Hizbut Tahrir tidak sesuai dengan umat Islam di negeri tersebut.

Ajaran Hizbut Tahrir juga diharamkan untuk diamalkan oleh umat Islam. Hal itu termaktub dalam surat Jawatankuasa Perundingan Hukum Syarak Negeri Pahang Bil 1/2009.

Salah seorang ustadz Aswaja Malaysia, Ustaz Abu Syafiq melalui akun jejaring sosial facebooknya turut menyebarkan fatwa tersebut. Dalam tanggapannya, Ust. Abu Syafiq mengatakan bahwa Hizbut Tahrir merupakan ajaran sesat yang tidak disadari oleh umat Islam di masa kini.

Menurutnya, HT menggunakan topeng Khilafah palsu dan mengkafirkan umat Islam, pemimpin-pemimpin Islam, serta menghalalkan bersentuhan laki-laki dan wanita ajnabiyah.

"Ajaran sesat yg tidak disedari kini adalah Hizbu Tahrir.. mereka bertopengkan secara palsu nama Khilafah tetapi dengan cara kafirkan orang2 Islam. Hizbu Tahrir kafirkan juga semua pemimpin2 Islam dan menghalalkan lelaki bersentuhan dgn wanita.", terangnya.

Ust. Abu Syafiq juga memperingatan umat Islam agar berhati-hati dengan Hizbut Tahrir karena aqidah HT mirip dengan aliran sesat Muktazilah Wahhabiyah.

"Berhati2 dengan Hizbu Tahrir..akidah mereka mirip muktazilah wahhabiyah. * Gambar Fatwa Rasmi bahawa ajaran Hizbu Tahrir ajaran bahaya dan DI HARAMKAN. Say Yes To Ahli Sunnah Say No To Hizbu Tahrir.", tulisnya.

sumber: e-fatwa

KNRP Rencanakan Penyaluran Sumbangan ke Palestina Pada Maret 2015


Islam Universal, Makassar - Kota Makassar menjadi kota keempat pada Konser 7 Kota Jilid VIII Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP), konser kemanusiaan ini dalam rangka menggalang dana dan opini untuk rakyat Palestina. Dan Makassar menjadi kota ke 52 dalam pelaksanaannya selama ini. Hal ini disampaikan Sekretaris Umum KNRP Heri Efendi saat menggelar jumpa pers Konser 7 Kota Makassar di Rumah Makan Ulu Juku, Makassar Sulawesi Selatan (Sulsel) Sabtu (21/2) siang.
Lebih jauh Heri menjelaskan, konser kemanusiaan ini merupakan bagian dari narasi besar KNRP, bahwa KNRP ingin mewujudkan konstitusi bangsa ini, yang menyatakan bahwa kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa, yang dilengkapi dengan, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan. “Dari landasan yang jelas, maka cita-cita ini harus diwujudkan,” urai alumnus Universitas Al Azhar Kairo Mesir ini.
Semangat KNRP dalam mewujudkan narasi besar antara lain dengan menghadirkan Opick, Melly dan Wali Band di konser kemanusiaan. Dalam forum kajian, KNRP mengundang para ulama dan pakar akademisi. Kepeduliaan kepada Palestina bukan hanya sekedar sedih dan menangis, bukan hanya isu ideologi dan kemanusiaan, namun kepedulian ini harus menjadi budaya, “Dengan kata lain, selama masih ada rakyat Palestina yang menderita, selama masih ada situs-situs yang dirusak, selama itu pula KNRP menggugah kepedulian rakyat Indonesia dengan segala cara, salah satunya dengan konser kemanusiaan ini,” jelas Heri.
Selain itu, Heri menyampaikan, Maret 2015 nanti, KNRP rencananya akan menyalurkan bantuan dari rakyat Indonesia ke Gaza Palestina atau para pengungsi Palestina yang ada di luar Palestina yang populasinya sekitar 68 persen, yang hidup sebagai pengungsi. KNRP melakukan penyaluran secara efektif dengan melihat apa yang dibutuhkan dan bantuan langsung yang menjadi manfaat. Yang terbaru, KNRP menyalurkan 2 unit ambulan dan pengadaan rumah semi permanen dalam bentuk karavan, yang dibuat di Gaza dan di Yordania sebanyak 200 unit. Kemudian sebelumnya melakukan penyaluran pada proyek santunan fakir miskin korban agresi dan warga yang kehilangan anggota tubuhnya di Gaza pada 2013, juga korban-korban agresi yang dirawat di Rumah Sakit Palestina di Mesir 2014 lalu.
“Pada proyek pemberdayaan, KNRP memberikan bantuan stimulus berupa pembuatan lahan dengan membeli tanah garapan di Gaza, lalu proyek pendidikan ke beberapa sekolah baik yang formal dan non formal, juga ke lembaga Tahfidz Qur’an, termasuk beasiswa para mahasiswa di Universitas Gaza dan Universitas Al Aqsha di Gaza,” kata Heri menjawab pertanyaan pers.
Konser 7 Kota yang berlangsung di Celebes Convention Center, Makassar Sulsel, Ahad (22/2) ini, menghadirkan Duta KNRP sekaligus artis relijius Opick dan Tombo Ati Band, serta Melly Goeslaw yang rencananya akan melelang gamisnya saat konser nanti. Kemudian tidak ketinggalan, di ajang konser nanti pernak-pernik KNRP juga hadir untuk melengkapi kemeriahan konser, dengan taglinenya Membeli berarti Berdonasi.
Rencananya pada konser kali ini, akan dihadiri Walikota Makassar Moh. Ramdhan Pomanto, Ketua Umum KNRP Soeripto yang akan melantik pengurus KNRP Sulsel, Anggota Legislatif DPRD dan DPR RI serta sejumlah tokoh masyarakat Makassar, kemudian hadir pula perwakilan KNRP Banten serta KNRP se-Sulawesi, yang menjadi peserta magang, diantaranya Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara.

sumber: knrp

Ustadz Farid Ahmad Okbah: Hati-Hati dengan SUSI


Islam Universal, Bekasi - Pakar dan Peneliti aliran sesat Syiah, Ustadz Farid Ahmad Okbah, Lc, MA sangat prihatin karena masih banyak umat Islam yang belum paham kesesatan Syiah.

Hal itu semakin parah dengan ajaran taqiyah penganut Syiah yang kerap menipu Umat Islam dengan penampilannya.

“Syiah memang pandai menyimpan kebobrokannya, penyimpangannya, kejahatannya. Dia berpenampilan seperti orang Islam yang benar,” kata Ustadz Farid Okbah di hadapan ribuan jamaah saat Kajian Umum Kajian Umum Mengenal & Mewaspadai Bahaya Syi’ah di Aula KH Nur Ali, Islamic Center, Kota Bekasi, Jawa Barat, pada Kamis (19/2/2015).

Syiah memang pandai menyimpan kebobrokannya, penyimpangannya, kejahatannya. Dia berpenampilan seperti orang Islam yang benar

Ustadz Farid melanjutkan, diantara strategi penganut Syiah untuk menyebarkan ajaran sesatnya adalah dengan berpura-pura mengaku Sunni, padahal dia adalah Syiah.

“Dan lihatlah orang-orang itu, ketika mereka tampil di televisi, ada yang memang murni Syiah, mengakui ‘saya Syiah’ gentle dia mengatakan begitu. Tetapi kemudian yang banyak justru SUSI, apa itu SUSI? Sunni Syi’i, ngakunya Sunni tapi Syiah!” tegasnya.

SUSI itu yang menyesatkan banyak orang! Kalau itu perempuan tidak masalah, tapi ini laki, pakai jubah lagi. Kemudian tampilnya seperti ulama, tapi SUSI, na’udzubillah min dzalik!

Orang-orang Syiah semacam itulah yang sangat berbahaya. Sebab dengan cara seperti mereka bisa menyesatkan banyak orang.

“SUSI itu yang menyesatkan banyak orang! Kalau itu perempuan tidak masalah, tapi ini laki, pakai jubah lagi. Kemudian tampilnya seperti ulama, tapi SUSI, na’udzubillah min dzalik!” ungkapnya.

Oleh sebab itu, Ustadz Farid mengimbau kepada umat Islam agar mewaspadai para penceramah Syiah berkedok Sunni karena membawa ajaran sesat lagi menyesatkan.

“Hati-hati dengan SUSI-SUSI itu, jangan sampai kemudian mereka menyesatkan kita dengan ajaran-ajarannya,” tandasnya.

Wednesday, February 11, 2015

Wahai Muslim, Buatlah Roket, Nuklir, Bom dan Jangan Hanya Buat Puisi !


Islam Universal - Barat terus melakukan aksi ekspansi jihadnya meluas di seluruh dunia tetapi di sisi lainnya mereka melarang kita (Muslim) untuk melakukan hal yang sama ?

Di sini saya berbicara fakta bahwa Barat telah menghasilkan rudal nuklir, tapi mereka mencegah kita  melakukan hal itu, mereka dibiarkan menempati tanah kami sementara mereka sangat ketat melindungi wilayahnya sendiri, dan mereka invasi pada lautan kami, dan mereka menjaga ketat wilayah lautnya dari pihak lain.

Pabrik mereka memproduksi roket, bom, rudal, fregat, peluncur roket dan kapal induk, sementara pabrik-pabrik kami hanya diperbolehkan memproduksi permen karet dan Pepsi.

Barat memperingatkan kita tentang larangan tindakan agresi kemanapun dan upaya memperoleh senjata, sementara itu mereka meluncurkan serangan kemanapun dan distribusi senjata siang dan malam ke daerah yang mereka inginkan.

Hal ini karena Barat adalah cerdas dan tahu bahwa  “Kekuatan” yang merupakan sumber dari segala sosok kehormatan dan keagungan.

Allah SWT berkata: “Dan persiapkanlah dengan segala kemampuan untuk menghadapi mereka dengan kekuatan yang kamu miliki, dan pasukan berkuda yang dapat menggentarkan musuh Allah…(QS Al Anfal ayat 60)

Dunia akan menghormati siapa pun yang kuat. Adapun diplomasi, romantisme, dan sentimentalitas politik, ini semua hanya pembicaraan dangkal untuk mengalihkan perhatian dan menipu musuh, karena perang adalah siasat dan tindakan penipuan.

Mereka menyibukkan Timur Tengah dengan seni, cerita rakyat, dan upacara budaya , dan dengan itu  mengalihkan pembuatan pabrik militer adalah lelucon terbuka.

Untuk menghasilkan satu tangki bahan bakar akan lebih baik dari seribu puisi, pembuatan roket lebih berguna daripada seratus pertunjukan budaya, dan produksi bom lebih efektif dari seratus cerita epik yang hanya mengingatkan kita tentang kemuliaan nenek moyang kita, dan hanya menjadi bahan bacaan  yang digunakan ketika kita menikmati hari tua.

Apakah dunia menghormati suatu negara karena bangsa itu miliki reputasi perdamaian , kemahiran berpuisi, kebijaksanaan, dan kerendahan hati, atau karena kekuatan dan kekuasaan?

Lihatlah Iran sangat menyadari rahasia ini, dan memang Persia adalah salah satu bangsa yang paling licik. Suatu hal yang pernah dijelaskan oleh Umar Ibn al-Khattab terkait  mereka  “Siapa yang memiliki kekuatan pikiran, maka akan memerintah”.

Saya setuju dengan apa yang ditulis oleh Abdul-Rahman al-Rashid dan Mr Dawud al-Shuriyan  di surat kabar al-Hayat, yang menyimpulkan  bahwa Iran akan memproduksi sebuah bom nuklir dan Barat pasti tidak akan menyerang.

Bujukan Arab ke Iran untuk meninggalkan program nuklir militer – dengan janji orang-orang Arab akan mengampuni Iran dan mendapatkan pahala surgawi bila  melakukannya (meninggalkan program nuklir). sebuah bujukan yang tidak bermutu, Iran tidak mengindahkan kata-kata yang mereka ditulis, karena pikiran rasional sejati dunia, para ilmuwan perang internasional dan profesor militer, semua setuju bahwa yang terkuat pada akhirnya akan menjadi  orang yang paling dihormati dan ditakuti .

Dalam hidup ini, tidak ada ruang untuk integritas. Integritas dan kesucian hanya milik langit, sementara hukum dunia dan politik didirikan di atas kebohongan dan kelicikan . Selama orang menerima untuk dikuasai oleh undang-undang manusia saat ini tanpa kehadiran undang-undang Allah, maka manuver kepentingan, perampasan, arogansi, penindasan akan terjadi.

Lihatlah lima negara nuklir utama, bagaimana mereka menyarankan orang lain untuk meninggalkan senjata nuklir dan menentang bom atom, sementara mereka sendiri  dihormati karena kepemilikan persenjataan nuklirnya.

Pesan dari lima negara terdengar di mana-mana dan spanduk mereka (Anti senjata nuklir) terangkat tinggi. Dengan kekuatan senjata , mereka memiliki hak untuk memveto keputusan dunia, agar tidak  mengganggu kekuasaan mereka. Mereka memberitakan kepada negara-negara lain dan menyarankan semua negara untuk menjadi damai, transparan dan ramah, mendesak mereka untuk tidak memproduksi senjata nuklir , karena nuklir merupakan ancaman global. Yang jelas, Kelima negara nuklir utama tidak ingin negara lain untuk memproduksi senjata nuklir sehingga mereka dapat mempertahankan hegemoni kekuatan mereka, wewenang dan tirani.

Barat mengembangkan rudal balistik antar-benua dan bom atom, namun mencegah kita di Timur Tengah dari melakukannya karena ia tahu bagaimana cara menguasai dunia dan memonopoli kekayaan, adalah butuh kekuatan dan keunggulan yang jelas . Kami di Timur Tengah hanya dibolehkan puas dengan membaca sejarah dan menikmatinya kejayaan masa lalu, sebuah pelajaran yang dinikmati  untuk siswa siswa sekolah saja.

Penyair Nizar Qabbani pernah mengatakan tentang orang-orang Arab:

Mereka telah lama menulis buku-buku sejarah dan mereka menjadi yakin. Tapi sejak kapan senjata hidup dari dalam buku?

Oh Bin al-Walid [Komandan Khalid Ibn al-Walid], apakah tidak ada pedang yang dapat engkau sewakan, atau kita semua beralih ke pedang kayu?

Saya mendorong orang-orang Arab untuk memproduksi bom nuklir dan senjata nuklir. Saat ini bangunan hanya ditempati oleh surat kabar harian kecil yang tidak ada yang membaca, dan museum “warisan budaya” hanya sekedar museum besi tua, tali usang, kapak tumpul, dan artefak lainnya. Ini semua harus berubah menjadi pabrik-pabrik untuk memproduksi tank, peluncur roket, rudal, satelit dan kapal selam, sehingga dunia datang untuk menghormati kita, mendengar suara kita, dan menghargai status kita. Dunia ini diatur oleh hukum dari siapa yang kuat.

Jangan sampai kita tertipu oleh kata-kata manis Iran menunjukkan bahwa Teheran membuat senjata nuklir hanya untuk membakar Israel , karena ini adalah murni sebuah ilusi, dan kebohongan.

Penyair Khalaf Bin Hazal mengatakan:

“Jangan percaya  dengan anaknya serigala walau induknya telah meninggal, karena mereka pasti akan datang kepada anda di pagi hari dengan taring mereka”.

-Aidh Al Qarni-

sumber: eramuslim

Thursday, January 29, 2015

Karena Orang Muslim Tidak Wajib Kaya


Islam Universal - “Cukuplah berkawan dengan orang shalih yang hidupnya pas-pasan karena itu biasa, perbanyak berkawan dengan orang shalih yang kaya raya, karena itu luar biasa.”

Kalimat diatas merupakan bagian dari keluhan seorang teman yang merasa jengah dengan para sahabatnya karena dirinya dianggap tidak memiliki visi dan misi berorientasi harta dan kekayaan.

“Saya ditertawakan pakcik, hanya karena saya tidak punya keinginan punya mobil ditahun sekian, rumah tahun sekian, dan banyak orientasi lainnya. Apakah benar seorang muslim harus kaya sampai yang sederhana atau miskin menjadi seolah biasa saja?”

Saya malah balik tertawa kecut ketika mendapatkan pertanyaan tersebut. Bukan karena pertanyaan dari shahabat tersebut tapi karena suatu saat dimasa silam lalu saya hampir-hampir pernah percaya dengan pendapat diatas. Naudzubillah.. betapa rapuh jiwa manusia bila tidak Allah siram dengan ilmu dan hidayat.Terkisah, puluhan tahun lalu saya percaya bahwa orang muslim wajib kaya. karena dengan kekayaan kita dapat berbuat banyak. 

“Dengan adanya harta kita bisa menolong umat, bisa bersedekah, bisa menolong agama, dan bla..bla..bla..” ini adalah dalil pembenaran dari para dai yang ‘mewajibkan’ kaum muslimin harus kaya.

Namun semua perkataan diatas itu terbantahkan. Terbantahkan oleh dalil-dalil hadist dan sirah rasulullah bahkan tarikh para shahabat.

Alhamdulillah, Allah telah memberikan saya kesempatan menemukan beberapa bukti bahwa antara seorang lelaki shalih yang sederhana dan seorang lelaki shalih yang kaya raya sejatinya perbedaannya hanya di beberapa tempat saja.bahkan di beberapa kondisi malah menjadi miskin lebih berkah daripada menjadi kaya.  perhatikan saja hadist dari Rasulullah dibawah ini.

Dari Anas bin Malik meriwayatkan dari Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:

“Ya Allah, hidupkanlah aku dalam keadaan miskin, matikan aku dalam keadaan miskin. Dan kumpulkan aku dalam kelompok orang-orang miskin pada hari kiamat”. Aisyah Radhi Allahu Anha bertanya: “Kenapa begitu wahai Rasulullah?” Beliau menjawab “Sesungguhnya mereka masuk surga sebelum orang-orang kaya dengan selisih waktu 40 tahun akhirat. Hai Aisyah, janganlah engkau mengusir orang-orang miskin kendati hanya dengan satu kurma, Hai Aisyah, cintailah orang-orang miskin dan sanak kerabat mereka, karena sesungguhna Allah mendekatkan dirimu pada hari kiamat.”

Penjelasan hadist diatas sangat sederhana. Bahwa seseorang yang sabar dalam kemiskinannya, tidak kemudian menyalahkan Allah karena kefakirannya, tidak melakukan maksiat karena kemiskinannya, maka Allah permudah masuk surga. Dan dihadist diatas juga kita di perintahkan oleh Rasul agar janganlah sesekali kita mengusir orang miskin apalagi melecehkan mereka karena kekurangan mereka akan hartanya. Sungguh Allah telah menetapkan rizki manusia berbeda-beda berdasarkan kehendak Allah. Maka atas dasar apa kita menganggap yang kaya lebih istimewa daripada yang miskin?

“Oh tapi yang kaya lebih banyak bersedekah daripada yang miskin!”

Cermati hadist dibawah ini yang diriwayatkan oleh An- Nasa’I dari Shafwan bin Isa yang berkata bahwa berkata kepada kami Ajlan dari Zaid bin Aslam dari Abu Shalih dari Abu Hurairah Radhi Allahu Anhu:

“ketahuilah! Uang satu dirham mengungguli seratus dirham!” ucap Rasulullah. Para shahabat bertanya “Bagaimana mungkin uang satu dirham bisa mengungguli uang seratus dirham?” Beliau bersabda: “Seseorang yang mempunyai uang dua dirham, ia mengambil satu dirham dari hartanya tersebut lalu bersedekah, dengan satu dirham tersebut dia mengungguli orang lain yang memiliki uang yang banyak sekali dan ia mengambil seratus dirham lalu bersedekah dari hartanya itu.”

Bacalah hadist ini baik-baik. Soal sedekah bukan soal banyak atau sedikit. Tapi soal seberapa mampu kita bersedekah walau dalam kaya maupun dalam keadaan miskin sekalipun. Bahkan bilapun sedekah itu hanya bernilai 10 ribu rupiah, boleh jadi disisi Allah nilainya lebih besar dibandingkan dengan 10 juta bila diberikan dengan dasar mengharap ridha Allah. 


Dari sejarah sirah lainnya kita bisa mengambil hikmah dari kejadian yang di alami orang yang mulia imam Ali bin Abi Thalib. Dari Al-Baihaqi menyebutkan hadist dari Ats Tsauri dari Abu Ishaq dari Al Harist dari Ali bin Abi Thalib Radhi Allahu Anhu berkata,

“Tiga orang menghadap Rasulullah dan seorang dari ketiganya berkata: “Aku memiliki seratus ons kurma dan aku mensedekahkan 10 ons dari kurma tersebut.”

Orang kedua dari mereka berkata “Aku memiliki seratus dinar dan kemudian aku bersedekah 10 dinar darinya.”

Dan orang ketiga berkata “ Aku mempunyai 10 dinar dan kemudian aku bersedekah dengan satu dinar daripadanya.”

Rasulullah bersabda: “ Pahala kalian sama, semua dari kalian bersedekah dengan sepersepuluh hartanya.”

Dikesempatan lain Rasulullah memberikan pengajaran yang sangat mulia soal miskin dan kaya. Disebutkan dalam Sunan Abu Daud dari Al-Laits dari Abu Az- Zubair dari Yahya bin Ja’dah dari Abu Hurairah Radhi Allahu Anhu yang bertanya:

“Wahai Rasulullah, sedekah manakah yang paling utama?” Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda “Sedekah orang miskin dan mulailah dengan orang yang engkau tanggung/ nafkahi”


Masih banyak sekali dalil serupa yang membuktikan bahwa seorang muslim/H yang shalih/at sederhana tidaklah lebih buruk dibandingkan dengan seorang muslimin yang kaya raya.

Yang sungguh-sungguh harus di jauhi adalah asumsi seorang muslim yang menganggap diri kekayaan membuat dirinya lebih istimewa daripada seorang muslim yang sederhana atau miskin. Perhatikan atsar dibawah ini.

Berkata Abu Sa’id Al- A’rabi kepada kami. Dari Ibnu Abu Al- Awwam, dari Yazid bin Harun, dari Abu Al-Asyhab, dari Al Hasan yang berkata, seseorang berkata kepada Ustman bin Affan Radhi Allahu Anhu “ Wahai orang kaya, betapa mulianya kalian dimata Allah, kalian pergi dengan membawa membawa kebaikan, kalian bersedekah, kalian memerdekakan budak, kalian pergi haji haji dan berinfak. Sungguh kami iri dengan keadaan kalian tersebut”

Utsman bin Affan berkata “Kalian iri kepada kami? padahal kamilah yang seharusnya iri kepada kalian.” Utsman melanjutkan “ Demi Allah, pastilah uang satu dirham yang di infaqkan seseorang dengan susah payah itu lebih baik daripada 10 ribu dirham orang kaya.”

Bila Utsman bin Affan saja iri dengan orang miskin di sekelilingnya, kenapa pula ada yang tidak sekaya khalifah ke empat ini merasa pantas melecehkan kaum muslimin yang sederhana atau miskin? Naudzubillah. Semoga kita tidak termasuk dalam golongan orang-orang yang tersesat pemikirannya.

Di akhir note ini, saya ingin menshare sebuah cerita pribadi dari ustadz yang saya kenal dekat. Beliau ustadz muda yang tetap merunduk sikapnya walau tulisannya di tanggapi oleh orang-orang penting selayak prabowo dan banyak tokoh-tokoh nasional bahkan tidak merasa sungkan di share orang ulama internasional. beliau kerap di undang seminar keluar negeri namun tetap saja tersenyum lega ketika diundang di kajian anak rohis yang tentunya tidak membuat kegiatan dengan tiket VIP 1,5 juta gratis makan siang dengan pemateri. :v

Beliau bercerita didalam perjalanan kami dari lokasi penginapan menuju bandara.
“Akhi.. semua yang Allah berikan kepada saya diluar dari perencanaan saya. banyak yang dimulai dari doa-doa yang muncul spontan. Pernah sekali saya merasakan betapa sulit menjangkau daerah binaan dakwah kami yang jauh hingga ke pelosok gunung serta bersilaturrahim kepada keluarga besar yang berada diluar kota. Lalu dalam lirih saya berdoa: ‘Ya Allah, kalau saja bila dengan kepemilikan mobil maka hamba akan lebih mudah untuk berdakwah ke tempat-tempat terpelosok serta menyambung silaturrahim, Maka ya Allah, sungguh hamba ridha ya Allah dengan pemberianMu itu.”

“Eh, ndak lama kemudian, Masya Allah, benar-benar Allah menitipkan kami mobil. Padahal, jujur dengan keuangan kami hari itu, memiliki mobil itu adalah opsi yang tidak masuk akal!”

Inilah keberkahan yang seharusnya kita cari. Bukan berusaha kaya dulu baru membantu agama Allah, Tapi bantu saja dahulu agama Allah, maka jangan khawatirkan soal harta, bila sudah sampai waktunya dan Allah sudah tahu kita sanggup mengemban amanah harta, Insya Allah tidak sulit sedikitpun bagi Allah mengkayakan kita. Karena dunia dimata Allah sungguh-sungguh tidak lebih berharga pun dari sayap nyamuk.

Wahai yang mengaku ingin kaya dengan membantu agama Allah dan umat muslim. Allah Maha Tahu hati kita masing-masing dan paling tahu apakah kita sanggup mengemban amanah harta atau tidak. Ketahuilah, Bilapun Allah mengkayakan kita, maka ada pertanggung jawaban ketat dan berat disana. Bilapun Allah menyederhanakan kita bahkan memiskinkan kita, ada keringanan dan kemudahan pula didalamnya.Alangkah bijak bila kita saat ini mulai berhenti mengajari kaum muslimin lainnya doktrin bahwa kaum muslimin wajib kaya.

Maka kita sebagai hamba harus mengedepankan prasangka baik kepada Allah dan juga kepada saudara kita sesama muslimin, baik yang kaya maupun yang sederhana bahkan yang miskin sekalipun. 

Wallahualam

Penulis: Rahmat Idris

Sunday, January 25, 2015

Menangguhkan Kenikmatan Di Dunia


Universal Islam - Suatu hari Umar ibnu khaththab ra, masuk menemui Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam- di dalam rumahnya, sebuah ruangan yang lebih layak disebut bilik kecil disisi masjid nabawi. Di dalam bilik sederhana itu, beliau mendapati Rasulullah –shallallahu alaihi wasallam- sedang tidur di atas tikar kasar hingga gurat-gurat tikar itu membekas di badan beliau.

Spontan keadaan ini membuat Umar menitikkan air mata karena merasa iba dengan kondisi Rasulullah.

"Mengapa engkau menangis, ya Umar?" tanya Rasulullah.

"Bagaimana saya tidak menangis, Kisra dan Kaisar duduk di atas singgasana bertatakan emas, sementara tikar ini telah menimbulkan bekas di tubuhmu, ya Rasulullah. Padahal engkau adalah kekasih-Nya," jawab Umar.

Rasulullah kemudian menghibur Umar, beliau bersabda: "Mereka adalah kaum yang kesenangannya telah disegerakan sekarang juga, dan tak lama lagi akan sirna, tidakkah engkau rela mereka memiliki dunia sementara kita memiliki akhirat…? ".

Beliau shallallahu alaihi wasallam melanjutkan lagi, "Kita adalah kaum yang menangguhkan kesenangan kita untuk hari akhir. Perumpamaan hubunganku dengan dunia seperti orang bepergian di bawah terik panas. Dia berlindung sejenak di bawah pohon, kemudian pergi meninggalkannya."

Saudaraku...
Amal kita hari ini menentukan esok dan lusa..
Kondisi hati kita saat ini menentukan sikap kita di akhirat kelak saat dihadapan Allah SWT..
Niat kita saat ini menjadi pijakan langkah jauh atau dekatnya dgn keridhaan Allah SWT..
Smoga apa yg kita lakukan saat ini lebih bermutu,berkwalitas..mumtaz dihadapan Allah SWT..

penulis: Ustadz Encep Ibnu Shalih - Dai Papua

Friday, January 23, 2015

Dampak Perceraian Bagi Anak


Islam Universal - Dalam hubungan pernikahan pastinya kamu mengenal yang namanya perceraian. Perceraian merupakan salah satu hal yang tidak diinginkan oleh siapa pun dalam pernikahannya. Namun, terkadang perceraian tidak bisa dihindari karena beberapa masalah yang timbul dalam keluarga.
Karena keegoisan dari masing-masing pasangan membuat keputusan perceraian pun tidak bisa dihindari lagi. Tanpa disadari perceraian ini akan melukai hati anak tercintanya.
Perceraian orangtua pastinya akan menciptakan luka yang dalam untuk anak, oleh karena itu bagi yang sudah berkeluarga sebaiknya kamu mengetahui dampak-dampak buruk dari perceraian untuk anak.
Seperti berikut ini ada tujuh dampak buruk perceraian untuk anak, yang dilansir dari Merdeka.com.
1. Penurunan akademik
Tahukah kamu bahwa perceraian orangtua bisa memberi dampak buruk pada anak berupa penurunan akademik pada anak tersebut. Seringkali anak menjadi korban pada perceraian orangtuanya  yang membuat anak mulai mengalami masalah perilaku.
2. Kecenderungan untuk terpengaruh hal buruk
Anak-anak yang menjadi korban perceraian orangtuanya seringkali mudah terpengaruh dengan hal buruk, seperti pergaulan bebas, minum-minuman keras dan bahkan narkoba. Hal ini dikarenakan sang anak merasa tidak memiliki semangat hidupnya lagi.
3. Kualitas kehidupan yang rendah
Kualitas kehidupan yang rendah juga akan dialami oleh anak-anak yang menjadi korban perceraian orangtua mereka. Mereka merasa bahkan kehidupannya sudah tidak berguna sehingga mereka memiliki kualitas kehidupan yang rendah.
4. Mengalami pelecehan
Satu hal lagi dampak dari perceraian orangtua bagi anak yaitu sering kali anak mengalami pelecehan dari teman-temannya. Anak yang orangtuanya bercerai sering menjadi bahan ejekan atau bully-an anak-anak sebayanya. Hal ini nantinya akan membuat luka pada hati anak.
5. Obesitas dan gangguan makan
Anak yang menjadi korban perceraian orangtuanya, pastinya akan merasa stres dalam hidupnya sehingga sering kali mereka banyak makan untuk menghilangkan stres tersebut, hingga mereka mengalami obesitas karena emosional yang dilampiaskan dengan pola makan.
6. Tekanan psikologis
Tekanan psikologis juga akan dialami oleh sang anak, karena anak akan merasa stres, bahkan depresi. Dan bisa jadi hal ini akan terjadi pada waktu yang berkepanjangan.
7. Melakukan seks bebas
Seks bebas merupakan salah satu pelarian anak-anak yang orangtua mereka melakukan perceraian. Seks bebas dianggap sebagai hal yang bisa membuat mereka lupa untuk sementara waktu pada masalah yang mereka hadapi.
Itulah dia ke tujuh dampak buruk dari perceraian orangtua bagi anak.

sumber: paling seru

Jika Marah Pada Istrimu, Pandangilah Ia Ketika Tidur


“Assalaamu’alaikum…!” Ucapnya lirih saat memasuki rumah.
Tak ada orang yang menjawab salamnya. Ia tahu istri dan anak-anaknya pasti sudah tidur. Biar malaikat yang menjawab salamku,” begitu pikirnya. Melewati ruang tamu yang temaram, dia menuju ruang kerjanya. Diletakkannya tas, ponsel dan kunci-kunci di meja kerja. Setelah itu, barulah ia menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan berganti pakaian.
Sejauh ini, tidak ada satu orang pun anggota keluarga yang terbangun. Rupanya semua tertidur pulas. Segera ia beranjak menuju kamar tidur. Pelan-pelan dibukanya pintu kamar, ia tidak ingin mengganggu tidur istrinya.


 Benar saja istrinya tidak terbangun, tidak menyadari kehadirannya. Kemudian Amin duduk di pinggir tempat tidur. Dipandanginya dalam-dalam wajah Aminah, istrinya. Amin segera teringat perkataan almarhum kakeknya, dulu sebelum dia menikah. Kakeknya mengatakan,
Jika kamu sudah menikah nanti, jangan berharap kamu punya istri yang sama persis dengan maumu.
Karena kamupun juga tidak sama persis dengan maunya.
Jangan pula berharap mempunyai istri yang punya karakter sama seperti dirimu. Karena suami istri adalah dua orang yang berbeda.
Bukan untuk disamakan tapi untuk saling melengkapi.
Jika suatu saat ada yang tidak berkenan di hatimu, atau kamu merasa jengkel, marah, dan perasaan tidak enak yang lainnya, maka lihatlah ketika istrimu tidur….
“Kenapa Kek, kok waktu dia tidur?” tanya Amin kala itu.
“Nanti kamu akan tahu sendiri,” jawab kakeknya singkat.

Waktu itu, Amin tidak sepenuhnya memahami maksud kakeknya, tapi ia tidak bertanya lebih lanjut, karena kakeknya sudah mengisyaratkan untuk membuktikannya sendiri.

Malam ini, ia baru mulai memahaminya. Malam ini, ia menatap wajah istrinya lekat-lekat. Semakin lama dipandangi wajah istrinya, semakin membuncah perasaan di dadanya. Wajah polos istrinya saat tidur benar-benar membuatnya terkesima. Raut muka tanpa polesan, tanpa ekspresi, tanpa kepura-puraan, tanpa dibuat-buat. Pancaran tulus dari kalbu. Memandaginya menyeruakkan berbagai macam perasaan.
Ada rasa sayang, cinta, kasihan, haru, penuh harap dan entah perasaan apa lagi yang tidak bisa ia gambarkan dengan kata-kata. Dalam batin, dia bergumam,

“Wahai istriku, engkau dulu seorang gadis yang leluasa beraktifitas, banyak hal yang bisa kau perbuat dengan kemampuanmu. Aku yang menjadikanmu seorang istri. Menambahkan kewajiban yang tidak sedikit. Memberikanmu banyak batasan, mengaturmu dengan banyak aturan. Dan aku pula yang menjadikanmu seorang ibu. Menimpakan tanggung jawab yang tidak ringan. Mengambil hampir semua waktumu untuk aku dan anak-anakku.

Wahai istriku, engkau yang dulu bisa melenggang kemanapun tanpa beban, aku yang memberikan beban di tanganmu, dipundakmu, untuk mengurus keperluanku, guna merawat anak-anakku, juga memelihara rumahku. Kau relakan waktu dan tenagamu melayaniku dan menyiapkan keperluanku. Kau ikhlaskan rahimmu untuk mengandung anak-anakku, kau tanggalkan segala atributmu untuk menjadi pengasuh anak-anakku, kau buang egomu untuk menaatiku, kau campakkan perasaanmu untuk mematuhiku.

Wahai istriku, dikala susah, kau setia mendampingiku. Ketika sulit, kau tegar di sampingku. Saat sedih, kau pelipur laraku. Dalam lesu, kau penyemangat jiwaku. Bila gundah, kau penyejuk hatiku. Kala bimbang, kau penguat tekadku. Jika lupa, kau yang mengingatkanku. Ketika salah, kau yang menasehatiku.

Wahai istriku, telah sekian lama engkau mendampingiku, kehadiranmu membuatku menjadi sempurna sebagai laki-laki. Lalu, atas dasar apa aku harus kecewa padamu?
Dengan alasan apa aku perlu marah padamu?
Andai kau punya kesalahan atau kekurangan, semuanya itu tidak cukup bagiku untuk membuatmu menitikkan airmata. Akulah yang harus membimbingmu. Aku adalah imammu, jika kau melakukan kesalahan, akulah yang harus dipersalahkan karena tidak mampu mengarahkanmu. Jika ada kekurangan pada dirimu, itu bukanlah hal yang perlu dijadikan masalah. Karena kau insan, bukan malaikat.

Maafkan aku istriku, kaupun akan kumaafkan jika punya kesalahan. Mari kita bersama-sama untuk membawa bahtera rumahtangga ini hingga berlabuh di pantai nan indah, dengan hamparan keridhoan Allah swt. Segala puji hanya untuk Allah swt yang telah memberikanmu sebagai jodohku.”

Tanpa terasa airmata Amin menetes deras di kedua pipinya. Dadanya terasa sesak menahan isak tangis. Segera ia berbaring di sisi istrinya pelan-pelan. Tak lama kemudian iapun terlelap.

***
Jam dinding di ruang tengah berdentang dua kali. Aminah, istri Amin, terperanjat
“Astaghfirullaah, sudah jam dua?”
Dilihatnya sang suami telah pulas di sampingnya. Pelan-pelan ia duduk, sambil memandangi wajah sang suami yang tampak kelelahan. “Kasihan suamiku, aku tidak tahu kedatangannya. Hari ini aku benar-benar capek, sampai-sampai nggak mendengar apa-apa. Sudah makan apa belum ya dia?” gumamnya dalam hati.

Mau dibangunkan nggak tega, akhirnya cuma dipandangi saja. Semakin lama dipandang, semakin terasa getar di dadanya. Perasaan yang campur aduk, tak bisa diungkapkan dengan kata-kata, hanya hatinya yang bicara.

“Wahai suamiku, aku telah memilihmu untuk menjadi imamku. Aku telah yakin bahwa engkaulah yang terbaik untuk menjadi bapak dari anak-anakku. Begitu besar harapan kusandarkan padamu. Begitu banyak tanggungjawab kupikulkan di pundakmu.

“Wahai suamiku, ketika aku sendiri kau datang menghampiriku. Saat aku lemah, kau ulurkan tanganmu menuntunku. Dalam duka, kau sediakan dadamu untuk merengkuhku. Dengan segala kemampuanmu, kau selalu ingin melindungiku.

“Wahai suamiku, tidak kenal lelah kau berusaha membahagiakanku. Tidak kenal waktu kau tuntaskan tugasmu. Sulit dan beratnya mencari nafkah yang halal tidak menyurutkan langkahmu. Bahkan sering kau lupa memperhatikan dirimu sendiri, demi aku dan anak-anak.

“Lalu, atas dasar apa aku tidak berterimakasih padamu, dengan alasan apa aku tidak berbakti padamu? Seberapapun materi yang kau berikan, itu hasil perjuanganmu, buah dari jihadmu. Jika kau belum sepandai da’i dalam menasehatiku, tapi kesungguhanmu beramal shaleh membanggakanku. Tekadmu untuk mengajakku dan anak-anak istiqomah di jalan Allah membahagiakanku.

“Maafkan aku wahai suamiku, akupun akan memaafkan kesalahanmu. Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah yang telah mengirimmu menjadi imamku. Aku akan taat padamu untuk mentaati Allah swt. Aku akan patuh kepadamu untuk menjemput ridho-Nya..”

Rabbana hablana min azwajina wa dzurriyatina qurrota’ayun waj’alna lil muttaqiina imaamaa.a

sumber: dakwah media

Bila Berjodoh Bukan Dengan Lelaki Kaya


La tahzan, jangan bersedih…
Jangan bersedih jika suamimu belum dikehendaki Allah menjadi orang kaya.

وَاللَّهُ فَضَّلَ بَعْضَكُمْ عَلَى بَعْضٍ فِي الرِّزْقِ


 “Dan Allah melebihkan sebagian kamu dari sebagian yang lain dalam hal rezki.”(QS. An Nahl: 71)
Bagi pasangan mukmin, kaya dan miskin adalah ujian.

لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا

“Untuk menguji kalian siapa yang terbaik amalnya” (QS. Al Mulk : 2)

Berbahagialah jika dalam keterbatasannya, suamimu mengejawentahkan sabar dalam kehidupannya. Berbahagialah jika dalam keterbatasannya, suamimu tetap dekat dengan Rabbnya. Berbahagialah jika dalam keterbatasannya, suamimu tak pernah berputus asa. Selalu berikhtiar memburu rezeki halal, dan pada saat yang sama mengajakmu bertawakkal.

Jangan bersedih jika engkau tidak memiliki pembantu, karena keterbatasan suamimu. Mungkin engkau dibesarkan di keluarga yang sederhana, maka engkau telah terbiasa. Atau engkau sebenarnya adalah anak orang kaya dengan fasilitas yang serba ada. La tahzan. Ada teladan-teladan mulia; baik dari keluarga yang sederhana, atau keluarga yang sebenarnya kaya raya.

Fatimah Az Zahra, putri Rasulullah. Siapakah wanita di dunia sekarang ini yang lebih mulia dari dirinya? Tak ada. Rasulullah telah mendidiknya dalam kesederhanaan. Meskipun Rasulullah banyak rezeki, dengan seringnya mendapat hadiah hingga bagian ghanimah,Rasulullah tak mau menyimpannya untuk keluarga. Makanan datang, beliau mengundang para sahabat terutama ahlus suffah agar menikmatinya. Harta datang, beliau segera membagikannya. Habis. Tak tersisa sebelum tiga hari tiba.

Ketika sudah menikah dengan Ali bin Abu Thalib, kondisi Fatimah tak kalah sederhana. Maklum, suaminya adalah penggemar sedekah. Apapun disedekahkan hingga makanan untuk mengganjal perutnya, tak jadi dimakannya karena ada pengemis yang memintanya.

Fatimah tidak memiliki pembantu hingga dia sendiri yang harus menggiling gandum dan berdua bersama suaminya menuntaskan banyak pekerjaan rumah tangga. Padahal suaminya juga sering keluar berjihad dan berdakwah. Jadilah suatu saat ia merasa lelah dan payah.

Ali yang kasihan lalu berkata dengan penuh cinta, “Ayahmu telah kembali dari medan perang dengan membawa beberapa tawanan. Mintalah satu saja untuk membantumu.”

Tak ada yang salah dengan ide itu. Tetapi Fatimah malu. Malu jika harus meminta kepada ayah yang selama ini mengajarinya hidup bersahaja. Maka Ali memberanikan diri menghadap Rasulullah dan mengutarakan maksudnya.

“Maukah kalian aku tunjukkan sesuatu yang lebih baik dari apa yang kalian pinta? Apabila kalian hendak tidur, bacalah tasbih 33 kali, tahmid 33 kali, dan takbir 33 kali. Semua itu lebih baik daripada seorang pembantu.” Demikian jawab Rasulullah seperti diriwayatkan Imam Bukhari dan Imam Muslim.

Ali kembali pulang. Bukan dengan membawa pembantu, tapi dengan membawa amalan baru. Dan episode kesederhanaan pasangan mulia itu tetap berlanjut, tak terhenti di situ.

Jika Anda dari keluarga kaya, tengoklah Asma’ binti Abu Bakar. Menurut banyak ulama, kekayaan Abu Bakar lebih banyak daripada kekayaan Utsman bin Affan. Dibesarkan di lingkungan keluarga saudagar, tidak lantas membuat Asma’ menjadi manja dan menuntut gemerlapnya dunia kepada suaminya.

Asma’ yang kemudian menikah dengan Zubair, juga mengecap hidup dalam keterbatasan. Ia rajin melakukan pekerjaan rumah tangga, membuat adonan roti hingga merawat kuda, satu-satunya harta milik Zubair. Bahkan demi merawat kuda itu, Asma’ perlu mengangkat biji-bijian di atas kepalanya dari tempat yang jauh, sejauh sembilan mil.

Suatu ketika Rasulullah melewati Asma’ yang sedang membawa biji-bijian di atas kepalanya. Merasa kasihan, Rasulullah memerintahkan untanya merunduk dan memberi isyarat agar saudari iparnya itu menumpang di belakangnya. Tapi Asma’ tidak mau.

Ketika Zubair mengetahuinya, ia bertanya alasan Asma’ tidak mau. “Aku merasa malu dan mengetahui kecumburuanmu,” jawab putri Abu Bakar itu.
“Demi Allah,” kata Zubair, “kamu membawa biji-bijian di atas kepalamu lebih berat bagiku daripada menunggang unta bersama Rasulullah.”

Wahai saudariku muslimah…
Inilah pribadi-pribadi teladan. Dalam kesederhanaan, mereka menemukan kemuliaan. Dalam keterbatasan harta, mereka menemukan kemelimpahan jiwa. Dalam kelelahan, mereka menemukan kebahagiaan. Merekalah pasangan-pasangan penuh cinta di dunia, dan akan abadi hingga ke surga.

Dengan izin Allah, engkau pun bisa. Engkau dan suamimu pasti bisa. La tahzan.

sumber: dakwahmedia

Saturday, January 10, 2015

Fitnah dan Cahaya Islam di Barat


Islam Universal - Islam dan Barat hari ini sedang memanas. Tapi ini bukan yang pertama kali insiden penembakan seperti ini.

Dan selalu Islam ditunjuk sebagai dalang insiden. Apa lantas cahaya Islam menjadi pudar? Tidak! Justru sebaliknya.

Berbondong-bondong orang memeluk Islam. Memproklamasikan diri sebagai Muslim ketika sedang hangat-hangatnya fitnah tersebar dimana-mana. Cahaya Islam justru masuk sampai ke ruang-ruang hidup di Barat.

Siapa yang tidak berduka atas kematian Marwa El-Sherbini yang berjuluk “Syuhada Jilbab “, muslimah asal Mesir yang tewas di ruang pengadilan di Dresden, Jerman karena mempertahankan jilbabnya.

Anda mungkin boleh lupa, tapi bagi yang hidup di Barat merasakan dampak nyata. Saya masih ingat saat kasus ini sedang hangat-hangatnya. Apakah lantas para Muslimah membuka jilbab. Sebaliknya kematian El-Sherbini menjadi keran berbondong-bondong perempuan di Barat mencari tahu tentang jilbab .Mengapa ibu hamil itu berani membela keyakinannya.Allahu Yarhamuha.

Seorang sister asal Polandia bahkan bersaksi bahwa ia menjadi Muslimah dan mengenakan Jilbab setelah insiden ini.

Siapa yang tidak ingin hidup damai? Setiap hati yang bersih pasti menjawab dengan jujur bahwa semua orang menginginkan kehidupan yang damai. Tapi seperti yang telah disebutkan bahwa ada sekelompok manusia yang hendak memadamkan cahaya Islam dengan menyebar fitnah dimana-mana.

Kasus Sydney belum juga reda, muncul penembakan di Majalah Charlie Hebdo. Semua orang tentu berbela sungkawa tapi Anda lupa dengan efek pemberitaan yang menyebar di seluruh dunia yang menunjuk Muslim lah pelakunya.

Bagi yang di Barat merasakan benar dampaknya. Walaupun saya belum pernah merasakan diskriminasi secara langsung tapi ribuan saudara-saudari kita merasakan hal itu secara nyata. Abu Aisha merasakan hal ini secara nyata. Semoga Allah melindungi saudara-saudari kita di manapun tanah mereka berpijak.

Saya bahkan masih ingat sewaktu di Polandia saat keluar apartemen hendak berbelanja, ada laki-laki yang mengikuti saya dari belakang. Saya gemetaran minta ampun.

Sejak itu suami selalu bilang untuk menghindar dari jalan setapak yang sepi atau jangan berjalan terlalu jauh. Sampai kedua mertua saya yang berbelanja buat saya saking khawatirnya dengan jilbab yang saya kenakan.

Luka itu sudah ada. Bekasnya masih nampak. Mau atau tidak benturan itu akan selalu muncul. Benturan antara Islam dan Barat sebagai tanda-tanda akhir zaman.

sumber: islampos

Thursday, January 8, 2015

Hikmah Larangan Kawin Sedarah Dalam Islam


Islam Universal - Ada banyak ajaran Islam yang baru diketahui hikmahnya beberapa abad kemudian. Ada banyak hal yang dilarang oleh Islam, ternyata terbukti bahayanya secara ilmiah di abad modern. Salah satunya, larangan kawin sedarah.
Larangan pernikahan sedarah difirmankan Allah dalam surat An Nisa’ ayat 23:

حُرِّمَتْ عَلَيْكُمْ أُمَّهَاتُكُمْ وَبَنَاتُكُمْ وَأَخَوَاتُكُمْ وَعَمَّاتُكُمْ وَخَالَاتُكُمْ وَبَنَاتُ الْأَخِ وَبَنَاتُ الْأُخْتِ

“Diharamkan atas kamu (menikahi) ibu-ibumu, anak-anakmu perempuan, saudara-saudara perempuan, saudara-saudara perempuan bapakmu, saudara-saudara perempuan ibumu, anak-anak wanita dari saudara-saudara laki-lakimu, anak-anak wanita dari saudara-saudara perempuanmu…” (QS. An Nisa’ : 23)
Ketika menjelaskan surat An Nisa’ ayat 23 yang menerangkan mahram (perempuan-perempuan yang haram dinikahi), Ibnu Katsir dalam tafsirnya hanya menjelaskan siapa saja mereka yang diharamkan itu. Sayyid Qutb dalam Fi Zilalil Qur’an juga tidak menjelaskan hikmahnya. Ia hanya mengisyaratkan, “Sebab-sebab keharamannya itu banyak, demikian pula kelas-kelas mahram menurut bermacam-macam umat.”
Lebih lanjut, Sayyid Qutb merinci bahwa wanita yang haram dinikahi karena nasab (kekerabatan) ada empat tingkatan.
Pertama, pokok ke atas. Yakni ibu, nenek dan seterusnya ke atas, baik dari jalur ibu maupun dari jalur bapak.
Kedua, keturunan ke bawah. Yakni anak, cucu dan seterusnya ke bawah, baik dari jalur anak laki-alki maupun dari jalur anak perempuan.
Ketiga, keturunan dari orang tua terus ke bawah. Yakni saudara perempuan, anak perempuan dari saudara laki-laki dan anak perempuan dari saudara perempuan, dan seterusnya.
Keempat, keturunan langsung dari kakek-neneknya. Yakni saudara perempuan (bibi) dari ayah, saudara perempuan (bibi) dari ibu, bibinya ayah dan bibinya ibu.
Di abad modern diketahui, perkawinan sedarah yang jauh-jauh hari telah dilarang Al Qur’an, ternyata memiliki resiko kerusakan genetika dan reproduksi. Gen pembawa sifat yang buruk lebih besar muncul pada anak dari perkawinan sedarah dibanding anak dari perkawinan tidak sedarah.
Baru-baru ini, Tribunnews mengutip New York Time melaporkan sekitar 5.000 orang di desa Yarumal pegunungan Andes Columbia terancam penyakit alzheimer. Mereka mengalami “mutasi genetik” yang dipicu oleh perkawinan sedarah sekerabat di antara mereka.
“Melihat anak-anak saya menderita seperti ini sungguh mengerikan, ini mengerikan,” kata Cuartas (82) yang ketiga anaknya menderita alzheimer, “Bahkan saya pun tidak mengharapkan terjadi hal seperti ini pada seekor anjing gila. Ini sungguh penyakit yang mengerikan yang pernah ada di muka bumi.”
Menurut Kepala program neuroscience dari University of Antioquia, dr. Lopera, resiko mutasi genetik pada perkawinan sedarah mencapai 50% dan biasanya mulai muncul di usia 32 tahun, seperti yang dialami ketiga anak Cuartas dan ribuan penduduk Yarumal lainnya.
Sebelumnya, para peneliti bahkan menemukan mutasi genetika terjadi pada gorila yang melakukan perkawinan sedarah. Snowflake, seekor gorila di Kebun Binatang Barcelona yang memiliki kulit dan rambut di sekujur tubuh berwarna putih, ternyata adalah hasil perkawinan sedarah antara paman dan keponakan.

sumber: bersama dakwah & tribunnews
Powered by Blogger.